Alfri

Alfri

Halim

Siantar

Jumat, 28 Februari 2025, 07:43 WIB
Last Updated 2025-02-28T03:04:07Z
BanjirDairiDanau Toba. WisatawanHujan Deras

Banjir Bandang Rusak Rumah, Infrastruktur dan Lokasi Wisata Tepian Danau Toba di Dairi

Air sungai melintas dari badan jalan gegara material banjir menimbun jalur sungai. (Foto/Dody).

Dairi - nduma.id


Banjir Bandang  yang menerjang Kecamatan Silahisabungan Kabupaten Dairi Sumatera Utara pada Selasa 25 Februari 2025 lalu merusak sejumlah rumah warga, infrastruktur dan lokasi wisata di tepian Danau Toba. 


Belum di ketahui data pasti kerusakan dampak dari banjir bandang ini.


Bupati Dairi, Vickner Sinaga kepada wartawan mengatakan tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu.


Laporan dari tim lapangannya ada 15 titik longsor yang sudah di lakukan pembersihan agar alat berat bisa sampai kelokasi banjir bandang di Silahisabungan.


"Laporan dari tim lapangan, tidak ditemukan korban jiwa atau luka. Ada 15 titik longsor dengan panjang total 800 Meter. Hingga hari ini belum tuntas pembersihan, karena banyak batu besar. Semoga hari Jumat bisa tembus," sebut Vickner, Kamis (27/2/2025). 


Katanya hingga Kamis sore, akses jalan dari Simpang Silalahi Lae Pondom menuju kawasan Danau Toba di Silalahi masih di tutup.


Untuk sementara warga harus menggunakan rute alternatif lewat Paropo Kecamatan Merek Kabupaten Karo.


"Sementara warga menggunakan rute alternatif, lewat Paropo - Merek. Kita harus cari solusi permanen, secara holistik," sebut Vickner.


Sejauh ini Pemerintah Kabupaten Dairi disebut sudah melakukan langkah - langkah verifikasi lapangan, melakukan pembersihan material longsor dari badan jalan serta bekerja sama dengan stage holder terkait penanganan bencana.


Warga di minta untuk tetap bersabar dan dihimbau agar tetap waspada karena hingga saat ini curah hujan dinilai masih tinggi.


Pantauan di lokasi, banjir bandang di Kecamatan Silahisabungan ini menerjang 3 Desa, Desa Silalahi I, Desa Silalahi II dan Desa Silalahi III, yang berada di tepian Danau Toba.


Warga sekitar mengatakan curah hujan tinggi menyebabkan material berupa tanah, batu - batuan besar dan kayu, terbawa air dari atas perbukitan kemudian menghantam pemukiman warga yang ada di bawahnya.


Akibatnya sejumlah rumah warga, infrastruktur seperti jalan umum dan jembatan, serta lokasi wisata di tepian Danau Toba rusak.


Di lokasi, pembersihan material banjir bandang masih terlihat tidak maksimal karena alat berat milik Pemkab Dairi masih belum bisa menjangkau lokasi dikarenakan terhambat titik longsor.


Material banjir berupa tanah masih menumpuk di halaman rumah warga.


Air masih melintas dari badan jalan akibat jalur sungai tertutup material banjir.


Batu - batu besar dan tumpukan material kayu juga masih berserak tak tertata rapi sehingga gak sedap dipandang pengunjung wisata.


"Kalau gini takutlah pengunjung datang," cetus warga pengusaha kedai kepada wartawan.


Pria itu menilai ini dampak efisiensi anggaran sehingga Pemkab Dairi tidak menurunkan alat berat melalui jalur Paropo - Merek.


Penulis : Dody

Redaktur : Rudi