Foto bersama usai kegiatan. (Foto/Istimewa). |
Dairi - nduma.id
Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (P3A2KB) Kabupaten Dairi menggelar Diseminasi Audit Kasus Stunting II sebagai langkah konkret dalam penurunan angka stunting. Kamis 5 Desember 2024 di Aula PLUT KUMKM Dairi.
Ketua Tim Penanganan Penurunan Stunting, Jonny Hutasoit, mendorong semua pihak untuk terus mengedukasi masyarakat tentang pentingnya perawatan kesehatan anak sejak dini, serta mengimplementasikan strategi nasional yang telah ditetapkan untuk percepatan penurunan stunting.
"Tidak bosan-bosan kita harus terus mengajak masyarakat agar lebih peduli kesehatan anak sejak dalam kandungan, sehingga bagaimana perpecahan permasalahan stunting ini dapat diselesaikan, " ujarnya
Selanjutnya dikatakan, Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021 tentang percepatan penurunan stunting, bahwa ada 5 strategi nasional dalam percepatan penurunan stunting yaitu
1. Peningkatan komitmen dan visi kepemimpinan di Kementerian/Lembaga, Pemerintah Provinsi, Pemerintah daerah/kota dan pemerintah desa.
2. Peningkatan komunikasi perubahan perilaku dan pemberdayaan masyarakat.
"Ketiga yaitu peningkatan konvergensi intervensi spesifik dan intervensi sensitif di kementerian/lembaga, pemerintah," ucapnya.
4. Peningkatan ketahanan pangan dan gizi pada tingkat individu, keluarga, dan masyarakat provinsi pemerintah daerah/kota dan pemerintah desa.
5. Penguatan dan pengembangan sistem, data, informasi, riset dan inovasi untuk menindaklanjuti isu strategis tersebut, disusun rencana aksi nasional melalui pendekatan beresiko.
Selanjutnya, Evi Berlian M. Psi Psikolog mengatakan menurut WHO (2015) stunting adalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang yang ditandai dengan panjang atau tinggi badannya berada dibawah standard.
Dikatakannya, adapun dampak stunting dalam jangka pendek yaitu Daya tahan tubuh berkurang dan rentan terkena infeksi.
Risiko kematian anak stunting lebih tinggi karena massa otot dan massa lemak anak stunting lebih sedikit, dan meningkat bila menderita infeksi. Stunting berhubungan dengan kekurangan gizi kronis dan Nutrisi mempengaruhi perkembangan otak.
Maka perkembangan otak pada anak stunting tidak optimal.
"Sedangkan untuk jangka panjangnya, yaitu Mempengaruhi perkembangan kognitif anak. Anak yang stunting, pada masa remaja dan dewasanya lebih banyak mengalami masalah psikologis dan IQ yang lebih rendah, sehingga menyebabkan tingkat pendidikan rendah dan status ekonomi yang rendah pula.Pada anak stunting, terjadi penurunan enzim dan hormon sehingga oksidasi lemak berkurang sehingga lemak mudah disimpan dalam tubuh," katanya.
Penulis : Lambok
Redaktur : Rudi