dari kiri ke kanan yaitu: Basrin Nababan, Hendra Simanjuntak, Sarmedi Purba, Pdt. Johnson, Dimpos Manalu, dan Erlina Siahaan melakukan Foto Bersama Usai Kegiatan (Foto/ Ari) |
Pematangsiantar - nduma.id
Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Persatuan Inteligensia Kristen Indonesia (PIKI) Pematangsiantar menggelar Diskusi Publik dan pengumuman pemenang lomba menulis esai/artikel rumah tangga, masyarakat dan demokrasi yang bersih.
Mengusung Tema ; "Peranan kaum intelektual untuk mengubah mindset masyarakat dalam memilih pemimpin" di hotel Grand Palem Pematangsiantar. Sabtu 16 November 2024.
Basrin Nababan, selaku Ketua Piki DPC Pematangsiantar menyampaikan peran dan dampak PIKI di masyarakat.
"Sebagai kaum intelektual, kita memiliki peran strategis membentuk opini kepada masyarakat," jelas Basrin Nababan memberikan sambutan.
Ia juga membuka acara.
"Ad Caritas Et Veritas - Demi Kasih dan Kebenaran. Acara ini resmi saya buka," ucap Basrin.
Dalam pemaparan sebagai narasumber, Hendra Simanjuntak, M.Pd menjelaskan dalam membangun masyarakat dan demokrasi yang bersih, dimulai dari rumah tangga kita sendiri.
"Menjaga kesehatan keluarga dan masyarakat. Pentingnya disiplin diri dan tanggungjawab sosial. Menghindari korupsi dan sikap tidak etis yaitu integritas pribadi, penegakan hukum dan pengawasan masyarakat," jelas dosen di universitas Nomensen Pematangsiantar ini.
Ia juga menyampaikan tentang demokrasi yang bersih, definisi dan konsep demokrasi.
"Tantangan demokrasi di Indonesia yaitu korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan, polarisasi politik, lemahnya pengawasan, dan rendahnya partisipasi masyarakat," jelas Hendra.
Dr. Dimpos Manalu dalam pemaparannya menjelaskan, tentang, politik uang dan tantangan demokrasi di Indonesia.
Dijelaskannya sejak orde baru hingga reformasi.
"Pemilu pasca orde baru dan politik uang, prevalensi politik uang 2009 - 2019," dijelaskan Dr. Dimpos.
Di Akhir pemaparannya, Dr. Dimpos yang juga seorang dosen di universitas Nomensen Medan itu menyampaikan tentang demokrasi butuh oposisi.
"Tolak politik uang," terang Dr. Dimpos.
Narasumber lain, Pdt. Dr. Johnson P. Robinsar Siregar, M.Th, menjelaskan, seorang filsuf dari Amerika yang dikenal sebagai bapak linguistik modern bernama Noam Chomsky.
Johnson mengatakan bahwa kelompok intelektual memiliki peran atau tanggung
jawab untuk menyuarakan ‘kebenaran’ dan mengungkap kebohongan penguasa (to speak the truth and to expose the lies).
"Kelompok Intelektual harus mengambil bagian dalam momentum Pemilihan Umum sebagai bentuk tanggungjawab Gereja kepada masyarakat,” katanya.
Karena itu kaum intelektual menurutnya harus hadir untuk memberikan keyakinan serta menerangi agar Pemilihan Umum dapat menghasilkan pemimpin dan wakil rakyat yang
berkualitas yang dapat melayani masyarakat.
“Kaum Intelektual harus hadir untuk mencegah praktik politik uang yang dapat
membunuh demokrasi dan memiskinkan masyarakat," jelas Pdt. Dr. Johnson.
Lalu sesi tanya jawab
Dan terakhir pengumuman pemenang Lomba Menulis Esai/Artikel Rumah tangga, Masyarakat dan Demokrasi Yang Bersih.
Tampak hadir dalam kegiatan: pengurus DPC PIKI Pematangsiantar, DPC PIKI Tebing tinggi, dan DPC PIKI Simalungun, Dewan Pakar, Dewan penasehat, PWKI Pematangsiantar, PWKI Simalungun, GAMKI Pematangsiantar, Utusan PERSURA, Para Adinda GMKI dan PMKRI.
Penulis : Ari
Redaktur : Rudi