Paslon Antonius – Komando foto memberikan satatement di acara devat kandidat. (Foto/Istimewa). |
Karo - nduma.id
Pasangan calon bupati dan wakil bupati Karo Brigjen Pol (P) Dr.dr. Antonius Ginting,Sp.OG, M.Kes. - Komando Tarigan mendorong penerapan pertanian ramah lingkungan dalam produksi hasil – hasil pertanian di Kabupaten Karo.
Hal ini guna menaikkan daya saing komoditas hortikultura Karo ke tingkat nasional dan internasional.
Bila ini terwujud, kesejahteraan petani diperkirakan dapat meningkat.
Hal ini secara jernih disampaikan Antonius – Komando.
Menurutnya, dalam usaha meningkatkan daya saing komoditas pertanian Karo dibutuhkan kualitas produksi komoditas itu sendiri.
Karena menurut hematnya, daya saing sangat erat kaitannya dengan kualitas.
Dalam upaya mewujudkan hasil produksi pertanian Karo ke depan berkualitas dan lolos syarat ekspor, Antonius – Komando menyarankan untuk mendorong pemakaian pupuk organik (non kimia).
Selain itu, mereka juga merekomendasikan pembatasan penggunaan pupuk anorganik (pupuk kimia) dan pestisida secara selektif.
Kombinasi penggunaan pupuk organik dan anorganik terang secara bijak terang Antonius dapat memberikan manfaat yang optimal bagi tanaman, tanah, dan lingkungan.
“Kalau untuk memproduksi hasil pertanian kita orang – orang Karo sangat hebat dan tak perlu diajari lagi. Yang menjadi masalah kalau mau diekspor ke luar negeri nanti ada syarat bagaimana dengan kadar pestisida yang ada di dalamnya. Ini yang menjadi alasan bagi kita untuk mendorong pemakaian pupuk organik (non kimia),” ujar Antonius.
Pada tahap kebijakan nantinya, Antonius – Komando akan mengedepankan konsep pengelolaan secara terpadu.
Dimana akan hadir pola produksi pertanian yang mengedepankan hasil produksi sayur mayur dan buah yang secara jumlah memadai, rutin dan lolos uji ekspor.
“Bila konsep pengelolaan pertanian secara terpadu ini bisa diwujudkan, dapat dipastikan kita dapat bersaing tidak hanya secara nasional namun juga international,” tambahnya.
Sebagaimana diketahui, beberapa negara, seperti Malaysia, Singapura, dan Uni Eropa, mempersyaratkan produk hortikultura (sayur dan buah) memenuhi batas maksimum residu (BMR) pestisida yang rendah.
Untuk memastikan produk pestisida aman digunakan dan tidak mencemari lingkungan, pestisida harus memiliki sertifikat SNI.
BMR pestisida adalah konsentrasi maksimum residu pestisida yang diijinkan dalam hasil pertanian.
BMR ditetapkan untuk memastikan keamanan pangan dan melindungi kesehatan konsumen dari dampak negatif paparan pestisida yang berlebihan.
Untuk memastikan produk pertanian memenuhi persyaratan keamanan pangan, instansi terkait, yaitu Dinas Pertanian, harus melakukan pemeriksaan reguler terhadap residu pestisida dan cemaran kimia dan biologi pada buah atau sayuran yang akan diekspor.
Tidak hanya memiliki ekses bagi kesehatan, residu pestisida yang tinggi juga pada akhirnya akan berdampak pada lingkungan.
Penulis : Rossi
Redaktur : Rudi