Pertemuan warga dengan pihak PLN Sidikalang di salah satu rumah warga di Dusun III Desa Barisan Nauli. (Foto/Rudi). |
Dairi - nduma.id
Warga Desa Barisan Nauli Kecamatan Sumbul Kabupaten Dairi Sumatera Utara mengeluhkan daya listrik Perusahaan Listrik Negara (PLN) di daerahnya.
Pasalnya daya listrik itu dikatakan tidak bisa digunakan maksimal di rumah warga.
"Meteran 450 tapi bola lampu 50 Watt itu yang bisa nyala. Kalo di pasang 40 Watt gak hidup, jadi yang Watt kecilah di pasang 4 lampu," keluh Parto G Munthe warga Dusun III. Selasa (3/9/2024).
Pria 56 tahun ini tidak paham kenapa daya listrik bisa seperti itu, hanya saja Ia mengaku rugi karena tidak menikmati listrik maksimal.
"Pasang Magic Com pun 9 jam baru masak nasinya. Kalau ada Sanyo jam 10 pagi sama jam 10 malam baru bisa hidup. Tunggu berangkatlah dulu ke ladang matikan lampu semua di sini baru bisa di pasang," ujarnya.
Warga lainnya, Karya Sitepu (54) mengatakan saat ini ia bermaksud mengajukan naik daya listrik rumahnya dari 450 Volt Amper menjadi 15 Ribu ke PLN.
Namun setelah dicek lokasi daya listriknya tidak sanggup.
"Untuk kebutuhan tanaman buah Naga. Tapi kalau di naikkan daya juga kalau kabel belum di ganti sama aja. Kalau pakai mesin diesel mahal," katanya.
Saridayan Malau, Kepala Desa Barisan Nauli mengaku, keluhan terkait daya listrik ini sudah dirasakan warganya lebih dari 11 tahun.
Khusunya warga yang berada di Dusun III desa itu.
"Kurang arus, selama ini sudah di sampaikan ke PLN 3 kali, pertama bulan Januari tahun 2020 lalu. Masih ada per tinggal di kantor desa. Ke 2 ikut juga Wakil Ketua DPR Bapak Alpensius Tondang," katanya.
Karena itu kehadiran petugas PLN dan bertemu dengan masyarakat hari itu di apresiasinya.
Katanya warga dusun III sempat berniat akan menggelar aksi protes ke PLN.
Namun ia meredam dan memilih menyurati resmi pihak PLN untuk bertemu dengan warga.
Pertemuan dengan warga itu PLN di wakili 3 orang, petugas dari bagian jaringan kantor pelayanan ranting Sumbul.
Usai memberikan penjelasan kepada warga, ketiga petugas PLN itu turun ke lapangan melakukan survey lokasi.
"Selama ini kan masyarakat masih sabar menunggu PLN, rupanya sudah ada kegiatan tidak sepengetahuan warga perbaikan jaringan ke dusun lain. Gara-gara itu warga mau Demon. Jadi saya buat kebijakan pertemuan dengan PLN hari ini," sebut Kades.
Dijelaskan ada lebih dari 150 kepala keluarga di daerahnya yang mengeluhkan daya listrik ini.
Kepala desa itu mengaku miris melihat apa yang di rasakan warganya.
Karena itu upaya terus dilakukan agar perbaikan jaringan listrik ke desanya terealisasi.
Menurutnya kemampuan jaringan kabel listrik ke desanya mengkhawatirkan.
Akibat daya yang tak stabil ini juga berdampak bola lampu warga kerap rusak.
Anak-anak pun baru bisa belajar dia atas Pukul 22.00 WIB.
Karena mulai pukul 19.00 WIB sampai pukul 21.00 WIB banyak memakai listrik.
"Kalau datang DPR kunker cuma inilah keluhan masyarakat. Kalau musrenbang ini terus masuk, tapi enggak terealisasi," tukas Malau.
Warga berharap PLN dapan memperbaiki jaringan listrik di sana.
Perbaikan menurutnya di lakukan mulai dari trafo hingga jaringan kabel yang berjarak kisaran 2,5 Kilometer.
Penulis : Rudi
Redaktur : Son