Suasana talk show di Marriana Resort & Convention, Tuktuk Siadong. (Foto/Rudi). |
Samosir - nduma.id
Sebagai salah satu kekayaan alam Indonesia yang sangat berharga.
Kawasan Danau Toba wajib untuk dijaga kelestariannya.
Karena itu Lake Toba Centre (LTC) menggelar event bertajuk "Gerakan Nasional Kepedulian Danau Toba" (GNKDT) sebagai upaya bersama untuk menjaga Kawasan Danau Toba.
Event ini berlangsung Jumat 2 Agustus 2024 hingga Minggu 4 Agustus 2024 bertempat di Marriana Resort & Convention, Tuktuk Siadong Kabupaten Samosir.
Tiga kegiatan utama dari event ini adalah pembersihan eceng gondok di Danau Toba tepatnya di Kecamatan Simanindo dan Desa Lumban Suhi - Suhi Kecamatan Pangururan, sosialisasi pelatihan persiapan bekerja di Jepang, dan sosialisasi tata kelola pertanahan.
"Kami ingin menjadi katalisator atau pemantik bagaimana Danau Toba ini menjadi berjaya lagi seperti tahun 70-80 an," kata Ketua Umum Lake Toba Centre, Dr. Ir. Sahat Sihombing MM., MH, memberikan sambutan. Jumat (2/8)2024).
Event ini katanya salah satu upaya penting untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam menjaga Danau Toba.
Ia menjelaskan LTC adalah lembaga non pemerintah yang inklusif karena anggotanya lintas suku, agama, golongan dan alumni yang memiliki kecintaan kepada Danau Toba.
Visinya menjadi katalisator percepatan pembangunan berkelanjutan kawasan Danau Toba yang di evaluasi berdasarkan aspek environment, social, governance (ESG).
"Kami ini adalah lembaga non pemerintah yang inklusif ya, yang lintas agama, litas alumni juga. Ada dari UI, Usu. Yang terpenting kami adalah orang yang berkumpul yang cinta kepada Danau Toba," tandas Sahat.
Foto bersama usai acara talk show. (Foto/Rudi).
Saat ini LTC ingin mengembalikan kualitas pariwisata Danau Toba seperti tahun 70 sampai 80 an.
Apalagi kondisi terburuk pasca adanya badai virus Covid 19.
Ini berdampak kepada peningkatan jumlah pengangguran pemuda di Kawasan Danau Toba, dimana secara tidak sadar hal ini menurunkan kualitas kehidupan sosial ekonomi masyarakat.
"Karena itu kami berencana melatih pemuda di kawasan Danau Toba 6 bulan kedepan untuk di kirimkan nanti bekerja di jepang," sebutnya.
Hal lain yang di amati LTC adalah terjadinya degradasi kualitas air Danau Toba salah satunya akibat penyebaran Eceng Gondok.
"Sekarang ini kita tau terjadi degradasi kwalitas air Danau Toba. Kita ingin mempertahankan air Danau Toba, mimpi kita "Aek Natio atau sumber kehidupan," sebut Sahat
Masalah lainnya yang di hadapi oleh masyarakat Kawasan Danau Toba adalah tingginya konflik tanah.
Konflik ini sering terjadi antara sesama masyarakat, antara masyarakat dengan pelaku usaha maupun antara masyarakat dengan lembaga Negara.
"Di Samosir juga banyak terjadi konflik-konflik pertanahan. Kira-kira apa yang bisa di berikan, apa peran Badan Bank Tanah. Sehingga nanti kawasan Danau Toba menjadi daerah yang bebas berinvestasi," tukas Sahat.
Undangan PJ. Gubsu, Badan Bank Tanah dan tamu lainnya di sambut tarian tor-tor. (Foto/Rudi).
PJ. Gubernur Sumatera Utara membuka acara tersebut di wakili oleh Parlindungan Girsang, Kabag pemerintahan dan Biro otonomi Daerah Pemprovsu.
Dalam sambutan nya, PJ Gubsu mengapresiasi LTC yang sudah menggagas acara ini.
"Kita patut berbahagia dan berbangga hati karena bertemu dengan semangat bersama yaitu bahu-membahu dalam rangka membangun pendidikan dan pelatihan pelestarian lingkungan budaya serta membangun ekosistem usaha kecil mikro di kawasan Danau Toba," sambutan PJ Gubsu.
Dikatakan salah satu misi LTC adalah membangun SDM dengan kwalitas internasional dan menjadi terobosan baru bagi keluarga serta meningkatkan taraf hidup untuk berperan aktif dalam meningkatkan kwalitas pendidikan dan pelatihan advokasi masyarakat di kawasan Danau Toba.
Membuka ruang kerja dengan membangun kerjasama ke Jepang.
" Upaya yang di lakukan LTC ini sangat saya apresiasi," ujarnya.
Acara diwarnai dengan pertunjukan tarian etnik oleh Sanggar Ugari Tuktuk.
Kegiatan melibatkan Stakeholder terkait Pariwisata Danau Toba, Badan Bank Tanah Indonesia, Pemerintah Kabupaten Samosir dan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara, petani, camat, para kepala desa se Kecamatan Pangururan dan Kecamatan Simanindo, pelaku usaha, Karang Taruna Kecamatan Simanindo, Kepala Sekolah SMK N 1 Simanindo, dan masyarakat setempat.
Penulis : Rudi
Redaktur : Son