Walikota Pematangsianțar memberikan sambutan. (Foto/Istimewa). |
Pematangsiantar - nduma.id
Setelah 13 tahun menunggu, kini di bawah kepemimpinan dr Susanti Dewayani SpA selaku Wali Kota Pematangsiantar, pembangunan Monumen Raja Siantar XIV Sang Naualuh Damanik dimulai kembali.
Pembangunan Monumen Raja Siantar XIV Sang Naualuh Damanik ini, dinilai akan menjadi sebuah sejarah karena di bawah kepemimpinan dr Susanti, akhirnya pembangunan monumen tersebut terwujud.
"Tiada hari yang lebih bahagia bagi saya, selain hari ini. Saya merasa terharu dan bangga, melihat tadi keturunan Raja Sang Naualuh Damanik berkumpul, bersatu padu. Ini luar biasa dan sangat menyejukkan," sebut dr Susanti dalam sambutannya pada kegiatan Mamukkah Horja Pembangunan Monumen Raja Siantar XIV Sang Naualuh Damanik, di Jalan Sangnaualuh (depan Ramayana), Kamis (29/8/2024).
dr Susanti menceritakan, tidak lama setelah dilantik menjadi Plt Wali Kota Pematangsiantar, dirinya bersama 30 orang lainnya berangkat melalui jalur darat ke Bengkalis, Provinsi Riau dengan memakan waktu sekitar 24 jam.
Tujuannya, berziarah ke makam Raja Sang Naualuh Damanik.
Di makam Raja Sang Naualuh Damanik, dr Susanti berjanji untuk menyelesaikan dan melanjutkan pembangunan Monumen Raja Siantar XIV Sang Naualuh Damanik hingga berdiri kokoh di Kota Pematangsiantar.
"Dan tentunya, ini merupakan janji saya melalui Pemko Pematangsiantar. Puji Tuhan sudah dapat terlaksana pada tahun 2024 ini," sebut dr Susanti.
Dengan pembangunan monumen tersebut, dr Susanti menyatakan ‘utangnya’ kepada Raja Siantar XIV Sang Naualuh Damanik sudah dapat terlaksana.
dr Susanti menegaskan pembangunan monumen tersebut harus selesai di tahun 2025, tepat pada momentum Hari Ulang Tahun (HUT) Kota Pematangsiantar di tahun 2025.
"Harapannya, kita tetap sehat sehingga kita bisa bersama-sama meresmikan patung Oppung kita, Oppung Sang Naualuh Damanik,” tukasnya.
Pada kesempatan ini, dr Susanti menceritakan perjuangan Raja Siantar XIV Sang Naualuh Damanik hingga diasingkan ke Bengkalis.
"Di lokasi inilah, Oppung kita sebelum dibawa ke Bengkalis, beristirahat. Saya hanya mempertegas Oppung Sang Naualuh Damanik selama masa penjajahan, beliau-lah yang melawan Kolonial Belanda (penjajah), sehingga kita bisa menikmati kemerdekaan,” terang dr Susanti.
Masih terkait sosok Raja Siantar XIV Sang Naualuh Damanik, dr Susanti menilai raja tersebutlah yang mendengungkan toleransi di Kota Pematangsiantar.
"Seperti kita ketahui, di Kota Pematangsiantar ada Kampung Melayu, Kampung Kristen, Kampung Jawa, dan lainnya. Hal ini menandakan Kota Pematangsiantar terbuka untuk segala peradaban," terang dr Susanti.
dr Susanti menambahkan di titik inilah Sang Naualuh Damanik membuka jalan ke Simalungun, Batubara, dan Asahan.
Hal ini menandakan Sang Naualuh Damanik sudah memikirkan perekenomian di Kota Pematangsiantar.
Diutarakannya, 13 tahun lalu peletakan batu pertama telah dilakukan di lokasi tersebut, dan saat ini merupakan lanjutan pembangunan.
Tentunya dengan dilanjutkan pembangunan, dr Susanti mengajak untuk bergandengan tangan mewujudkan berdirinya monument Raja Siantar XIV Sang Naualuh Damanik.
"Untuk mewujudkan berdirinya monumen raja kita, dibutuhkan keberanian dan kolaborasi yang luar biasa. Dengan berdiri tegak, sehingga monumen ini nantinya menjadi kebanggaan dan ikon Kota Pematangsiantar," tutup dr Susanti.
Sebelumnya, Ketua Yayasan Sang Naualuh Damanik, Evra Sasky Damanik dalam sambutannya menyampaikan apresiasi atas dukungan penuh dr Susanti, sehingga monumen ini nantinya membawa aura positif bagi pembangunan di Kota Pematangsiantar dan menjadi ikon.
"Kami dari seluruh keluarga dan panitia meminta doa dan dukungannya agar pelaksanaan ini tidak ada kendala. Bagaimanapun juga doa kita Bersama, perhatian kita bersama, maka tugu ini akan berdiri megah di kota yang kita cintai ini," tandasnya.
Acara ini ditutup dengan penyerahan cangkul secara simbolis oleh dr Susanti kepada Ketua Yayasan Sang Naualuh Damanik, sebagai tanda dilanjutkan pembangunan Monumen Raja Sang Naualuh Damanik.
Hadir pada acara ini, ahli waris Kerajaan Siantar, Tondong Sidauruk, Pemangku Adat dan cendekiawan Simalungun Sarmedi Purba, Ketua PMS Pematangsiantar Kawan Jatinggi Purba, Ketua Dekranasda H Kusma Erizal Ginting SH, Ketua IKEIS Pematangsiantar Lisman Saragih, Ketua IKEIS Simalungun Zulfrarianto Damanik, Ihutan Bolon Damanik Ir Panner Damanik, Ketua Yayasan Museum Simalungun Drs Jomen Purba, perwakilan Harungguan Purba Simalungun Indonesia, mewakili kerajaan Panei Daniel Purba, Ketua Forkala Dr Minten Saragih, para Raja Marpitu, perwakilan Walubi, Pandita Hindu Shri Mariamman Kuil, Tumpuan Marga Purba, Saragih, Damanik, Sinaga, Ketua Himapsi Kota Pematangsiantar Nico N Sinaga, mewakili Forkopimda, Sekretaris Daerah Junaedi Antonius Sitanggang SSTP MSi, perwakilan KNPI, IPK, Pemuda Pancasila, Staf Ahli Wali Kota Dra Happy Oikumenis Daely, Camat Siantar Timur Masa Rahmat Zebua, Kepala Resort Bankom Raya Siantar-Simalungun M Muklis Lubis, serta perwakilan Universitas Simalungun (USI) Prof Dr Hisarma Saragih.
Penulis : Ari
Redaktur : Rudi