Alfri

Alfri

Halim

Wanseptember

Wanseptember
Selasa, 30 Juli 2024, 10:35 WIB
Last Updated 2024-07-30T03:35:11Z
KesehatanSianțarStunting

Aksi Tumbuh Kejar Balita Stunting di Puskesmas Tomuan Siantar Timur

Foto bersama Aksi Tumbuh Kembang Balita Stunting. (Foto/Istimewa).

SIANTAR - nduma.id


Turunnya angka prevalensi Stunting di Kota Pematangsiantar tahun 2023 yang sangat signifikan tidak lantas membuat Pemerintah Kota (Pemko) Pematangsiantar berleha-leha. 


Sebaliknya, menjadikan hal tersebut sebagai momentum untuk terus menggenjot penurunan angka balita stunting demi mencapai target di bawah 7,7 persen di tahun 2024.


Hal tersebut diutarakan Wali Kota Pematangsiantar dr Susanti Dewayani SpA di acara “Aksi Tumbuh Kejar Balita Stunting” di UPTD Puskesmas Tomuan, Jalan Pattimura, Kelurahan Tomuan Kecamatan Siantar Timur. Senin 29 Juli 2024 pagi.


dr Susanti menyampaikan, di tahun 2023 angka Stunting Kota Pematangsiantar di angka 7,7 persen.  


"Kita meraih terbaik ketiga se-Sumatera Utara dalam menekan angka stunting. Namun jangan membuat kita terlalu bereuforia. Kita harus antisipasi munculnya balita stunting baru. Jangan sampai balita lama yang stunting sudah lulus, malah tambah ada yang baru,’’ ujarnya.


Ia menjelaskan, angka 7,7 persen stunting artinya dari 100  balita ada 7 hingga 8 orang yang stunting. 


Jadi angka tersebut yang harus ditekan penurunannya.


dr Susanti melanjutkan, kegiatan tersebut merupakan salah satu program Pemerintah Kota (Pemko) Pematangsiantar sebagai upaya menurunkan angka stunting. 


Sebab permasalahan stunting tidak bisa diselesaikan sendiri, namun butuh kolaborasi bersama. 


"Semoga kegiatan ini berkesinambungan dan inovasi yang dibuat dalam upaya penurunan angka stunting dapat membuahkan hasil,” sebut dr Susanti.


Dalam kesempatan itu, dr Susanti mengapresiasi Kepala Puskesmas Tomuan beserta jajaran yang terus-menerus meningkatkan kinerja dan pelayanan di Puskesmas Tomuan. 


Apalagi Puskesmas Tomuan menjadi satu-satunya Puskesmas di Kota Pematangsiantar yang memberikan pelayanan serta pengobatan kepada pasien HIV.


"Serta baru saja kemarin menyandang predikat akreditasi A. Untuk itu kami ucapkan terima kasih," ucap dr Susanti. 


Tidak lupa, dr Susanti  mengucapkan terima kasih kepada para dokter internship yang telah memberikan perhatian sebagai upaya ikut terlibat dalam upaya penanganan ataupun penanggulangan kasus stunting di Kota Pematangsiantar.


Sementara itu, Kepala Dinas Kadis Kesehatan Kota Pematangsiantar drg Irma Suryani MKM menyampaikan, kegiatan ini merupakan salah satu program Pemko Pematangsiantar menurunkan angka stunting di Kota Pematangsiantar.


Irma juga mengatakan, upaya pencegahan dan penanggulangan stunting telah dimulai dengan Intervensi serentak di bulan Juni 2024 dan dilanjutkan hingga akhir Desember 2024. 


"Kita bersyukur di tahun 2023 angka stunting kita turun cukup baik, dari 14,3 persen menjadi 7,7 persen di tahun 2023. Kita berharap angka 7,7 persen dapat kita turunkan minimal menjadi 6,7 persen di akhir tahun 2024. Tentunya upaya pencegah dan penanggulangan wasting yang merupakan resiko tinggi mungkin akan terjadi jika tidak kita atasi bersama," terang Irma.


Ia mengajak semua pihak memiliki kepedulian untuk upaya-upaya pencegahan dan penanggulangan stunting.


"Kepada ibu-ibu pemilik balita yang hari ini hadir, kami berterima kasih. Semoga yang disampaikan oleh dokter internship dan upaya-upaya yang dilakukan oleh dokter internship beserta Puskesmas Tomuan dapat bermanfaat dan meningkatkan status gizi anak-anak kita menjadi lebih baik lagi, untuk mengejar ketertinggalan yang selama ini," terangnya. 


Sebelumnya, Kepala UPTD Puskesmas Tomuan dr Eva Tampubolon melaporkan, awalnya kegiatan ini merupakan mini project  dokter internship yang selama ini menjalani tugas internship di Puskesmas Tomuan selama enam bulan hingga November.


"Awalnya kita memulai mini project sekaligus merayakan Hari Anak Nasional," katanya.


Selanjutnya Eva melaporkan, aksi ini akan dilakukan pemantauan selama 3 bulan dan berakhir di bulan November.


"Yang dilakukan oleh adik-adik dokter internship yaitu melakukan penelitian tentang perbandingan status gizi sebelum dan sesudah intervensi balita stunting," tukasnya.


Para dokter internship tersebut, yaitu dr Adrian: Perbandingan Status Gizi Sebelum dan Sesudah Pemberian Intervensi Balita Stunting; dr Satria Penilaian Riwayat Nutrisi Anak, ASI Eksklusif, MPASI, Imunisasi, dan Obat Cacing serta Riwayat Diare dan ISPA sebagai Faktor Risiko Balita Stunting, dr Salsabilla Hubungan Profil Maternal Ibu dan Pola Pemberian Makan dengan Kejadian Balita Stunting, dan dr Ahmad Mujahid, Penilaian Kebersihan Lingkungan sebagai Faktor Risiko Balita Stunting.


Evan menambahkan, di acara tersebut akan diberikan bantuan bahan pangan tinggi protein untuk ibu hamil serta dilakukan pencanangan perdana PMT lokal.


Turut hadir, Camat Siantar Timur Masa Rahmad Zebua, Kapolsek beserta Danramil Siantar Timur, serta para Lurah se-Kecamatan Siantar Timur. 


Penulis : Ari

Redaktur : Rudi