Alfri

Alfri

Halim

Wanseptember

Wanseptember
Rabu, 05 Juni 2024, 13:20 WIB
Last Updated 2024-06-05T06:30:36Z
DairiGaleri FotoHari Lingungan HidupPetani

Peringati HLH Internasional APUK Pameran Foto dan Pilih Pemimpin Peduli Lingkungan di Dairi

Aksi APUK Dairi di depan gedung Kantor Bupati Dairi peringatan Hari Lingkungan Hidup Internasional. (Foto/Rudi).

Dairi – nduma.id


Memperingati Hari Lingkungan Hidup Internasional yang jatuh pada tanggal 5 Juni setiap tahunnya, para petani di Kabupaten Dairi yang tergabung dalam Aliansi Petani Untuk Keadilan (APUK) menggelar aksi Galeri Foto. Rabu 5 Juni 2024.


Aksi yang di gelar di depan gedung Kantor Bupati Dairi ini sebagai bentuk kepedulian para petani atas kondisi lingkungan yang sudah banyak dirusak oleh manusia sendiri, terutama perilaku manusia yang tidak lagi menghargai kelestarian lingkungan.


“Kita mengajak seluruh masyarakat Dairi agar peka terhadap perubahan iklim yang sudah terjadi, karena perubahan ini sudah mempengaruhi pertanian,” kata Paniel Limbong (53).   


Sebagai petani organik Hortikultura, Warga Desa Parbuluan IV ini sudah merasakan langsung dampak dari perubahan iklim saat ini.


“Perubahan iklim tidak bisa kita prediksi, kadang hujan kadang kemarau. Kadang puting beliung, hujan es. Itukan dampak dari kerusakan lingkungan,” ujar Paniel.


Susandi Panjaitan (39) petani warga Dusun Lumban Sianturi Desa Pandiangan Kecamatan Lae Parira mengajak pemerintah supaya menjaga dan peduli lingkungan. 


Kemudian juga mendukung pertanian organik di Kabupaten Dairi, peka terhadap daerah-daerah yang rawan bencana seperti banjir agar segera di perbaiki.


“Keempat agar pemerintah memberikan waktu masyarakat untuk menyuarakan suaranya,” tandas Susandi Panjaitan.


Menghadapi pemilihan kepala daerah serentak tahun 2024 ini, APUK juga mengajak masyarakat agar memilih pemimpin yang benar – benar peduli terhadap lingkungan.


“Kita juga mengajak masyarakat untuk nanti memilih bupati, pemimpin yang pro lingkungan dan memberikan perhatian untuk masyarakat tertindas,” ujar Afni br Sihotang (35) Warga Desa Sileu leu Parsaoran, Kecamatan Sumbul.


Dalam keterangan persnya, APUK Dairi memaparkan kerusakan lingkungan.


Menurut mereka saat ini lingkungan sudah rusak oleh perilaku manusia yang tidak lagi menghargai kelestarian lingkungannya.


Seperti membuang sampah sembarangan, pengerusakan hutan dan juga kehadiran perusahaan-perusahaan ekstraktif seperti tambang, perusahaan kayu, pembukaan hutan untuk perkebunan, penggunaan pupuk dan pestisida kimia berlebihan untuk pertanian dan kegiatan penambangan galian C yang tidak memiliki analisa dampak lingkungan. 


Rusaknya lingkungan ini menyebabkan perubahan iklim yang tidak menentu hingga berdampak langsung kepada kehidupan manusia terutama kepada petani dan pertanian.


Selain itu, isu ketahanan pangan juga menjadi pembahasan di berbagai Negara di dunia, karena terjadi krisis pangan cukup besar dan ekstrim akibat perang dan kerusakan lingkungan.


Pada aksi itu APUK Dairi memberikan 10 seruan aksi mereka.


1. Tolak perusahaan perusak lingkungan di bumi Dairi untuk pembangunan yang berkelanjutan


2. Pemerintah lokal mendukung dan mendorong pertanian organik


3. Restorasi lahan pertanian yang lumpuh karena banjir bandang tahun 2018 yang lalu


4. Menjaga hutan dari ilegal loging


6. Tertibkan tambang galian C di Kabupaten Dairi


7. Selesaikan konflik klaim kawasan hutan terhadap lahan pertanian dan permukiman masyarakat.


8. Mendorong pemerintah Kabupaten Dairi menyusun rencana aksi daerah adaptasi perubahan iklim


9. Hentikan intimidasi terhadap aktivis dan masyarakat yang aktiv menyuarakan keselamatan lingkungan.


10. Pilkada Dairi 2024 harus menghasilkan pemimpin yang pro terhadap lingkungan


Penulis : Rudi

Redaktur : Son