Suasana acara Advokasi Intervensi Serentak Dalam Percepatan Penurunan Stunting. (Foto/Dok. Kominfo Pakpak Bharat). |
Pakpak Bharat – nduma.id
Kesehatan anak merupakan isu yang sangat penting, terutama di Kabupaten Pakpak Bharat, Sumatera Utara, di mana angka prevalensi stunting masih cukup tinggi.
Menurut data dari Survey Kesehatan Indonesia (SKI) tahun 2023 yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, angka prevalensi stunting di Kabupaten Pakpak Bharat sebesar 28,9%, yang menempatkannya di urutan keempat dari 33 kabupaten/kota di Sumatera Utara.
Masalah ini membutuhkan kolaborasi dan perhatian serius dari berbagai pihak.
Senin 3 Juni 2024, Sekretaris Utama BKKBN RI, Tavip Agus Rayanto hadir dalam acara ‘Advokasi Intervensi Serentak Dalam Percepatan Penurunan Stunting Kabupaten/Kota Se- Provinsi Sumatera Utara Tahun 2024” di Hotel Santika Premiere Dyandra, Medan.
Dalam sambutannya, Tavip Agus Rayanto menekankan perlunya pencegahan lahirnya bayi stunting baru sebagai fokus utama.
“Cara terbaik untuk menangani stunting adalah dengan melakukan intervensi spesifik dan sensitif,”katanya.
Tahun 2024, Pemerintah Provinsi Sumatera Utara menargetkan prevalensi stunting sebesar 14,5%, dimana angka prevalensi stunting saat ini sebesar 18,9%.
Penjabat Gubernur Sumatera Utara, Hassanudin, menyoroti perlunya kolaborasi antara berbagai pihak untuk menangani stunting.
“Penanganan stunting membutuhkan kerja sama strategis antar pemerintah daerah, Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan, Dinas Sosial, TPPS kota/kabupaten, dan stakeholder lainnya, ujar Hassanudin.
Semenatra itu Wakil Bupati Pakpak Bharat, H Mutsyuhito Solin, Dr, M.Pd, di pertemuan itu memaparkan beberapa intervensi spesifik seperti suplemen, ASI eksklusif, dan MP-ASI yang dapat dilaksanakan untuk menangani stunting.
Masih perlu pengawasan berkelanjutan untuk memastikan intervensi tepat sasaran sehingga dapat benar-benar menurunkan angka prevalensi stunting.
“Stunting ini masih menjadi salah satu fokus utama kita, mengingat masih tingginya angka prevalensi stunting di Kabupaten Pakpak Bharat saat ini. Ketepatan intervensi yang dilakukan, harus tepat sasaran agar secara nyata berdampak kepada penurunan stunting. Misalnya, intervensi spesifik seperti suplemen, ASI eksklusif dan makanan pendamping ASI,” jelas Wakil Bupati Pakpak Bharat, H Mutsyuhito Solin, Dr, M.Pd.
Penulis : Rudi
Redaktur : Son