Tampak Luar Gedung Juang 45, (Foto/Ari). |
Siantar - nduma.id
Jangan biarkan sejarah kita terkubur tanpa terlestarikan.
Seperti Gedung Juang 45 di Jalan Merdeka Nomor 01 Kelurahan Proklamasi, Kecamatan Siantar Barat Pematangsiantar.
Menarik untuk disimak, gedung ini adalah gedung bersejarah yang kini tampak terlupakan di Kota Pematangsiantar
Bangunan megah ini dahulunya kantor pusat pemerintahan yang digunakan oleh Belanda di Kota Pematangsiantar.
Namun, seiring dengan berjalannya waktu, kondisi bangunan tersebut semakin buruk dan tak terawat.
Di depan gedung tampak nisan bertuliskan 'PERBAIKAN BERAT GEDUNG NASIONAL' 29 Mei 1971 oleh Bupati Kepala Daerah Kabupaten Simalungun, Radjamin Poerba, S.H. bukti masa lalu bangunan tersebut.
"Sudah tidak terawat bg," kata Fadil, seorang pekerja konter sekitaran Gedung Juang 45, Rabu (26 /06/2024).
Perempuan muda ini mengaku miris melihat kondisi gedung yang terlantar.
Kondisi dalam bangunan gedung. (Foto/Ari).
Menelusur ke dalam bangunan, tampak tumpukan sampah, rumput liar dan atap bocor dengan aroma pesing.
Pria lain yang beraktifitas kerja di seputaran gedung mengatakan gedung itu terkadang menjadi tempat tongkrongan kelompok pemuda.
Bahkan menjadi lapak "Pipis" masyarakat yang mangkal di sekitar lokasi gedung.
"Udah jadi tempat ngumpulnya anak-anak jalanan gitu," kata pemuda yang sudah 6 bulan bekerja di sekitaran lokasi gedung.
"Kadang sering jadi tempat pipis di dalam makanya bau," sambungnya.
Informasi lainnya dikatakan warga sekitaran, anak-anak jalanan sering tidur di Gedung Juang 45 baik pria dan wanita.
"Biasanya mereka bangun jam 11 pagi, tapi kemarin sempat diusir mereka itu 3 Minggu yang lalu. Tapi gak tau gimana ceritanya balik lagi," kata pekerja lain di sekitaran Gedung.
Meski kondisi Gedung Juang 45 sudah sangat memprihatinkan, masyarakat setempat masih berharap gedung ini dapat dilestarikan dan dirawat dengan baik tanpa mengurangi struktur serta kisah sejarah bangunan tersebut.
"Harapannya dibersihkan dan di isi dengan benda-benda perjuangan dulu, misalnya dibuatkan foto atau patung para pejuang, buku- buku perjuangan, alat transportasi zaman perjuangan," kata pria paruh Baya.
Penulis : Ari
Redaktur : Rudi