Alfri

Alfri

Halim

Wanseptember

Wanseptember
Sabtu, 13 April 2024, 21:08 WIB
Last Updated 2024-04-13T14:08:25Z
BelanjaKesehatanLifestyle

Kecanduan Berbelanja “Ketika Hobi Jadi Penyakit”

Ilustrasi.

Dairi – nduma.id


Berbelanja adalah kegiatan yang umum dilakukan hampir oleh semua orang.


Namun, jika kegiatan ini dilakukan terlalu sering bahkan hingga kecanduan, maka kondisi ini dapat memicu gangguan mental.


Berdasarkan survei, sekitar 9 juta wanita di Amerika Serikat mengalami gangguan mental dalam berbelanja yang kompulsif.


Penyebab dari kondisi ini belum diketahui pasti.


Namun, bukti terbaru mengatakan bahwa 10 hingga 15 persen orang yang kecanduan belanja dipengaruhi oleh faktor genetik yang berkombinasi dengan kondisi lingkungan.


Adakah Akibat dari Kecanduan Belanja?


Kecanduan belanja (shopaholic) dapat menimbulkan dampak kurang baik bagi kesehatan. Pasalnya, kondisi ini dapat merangsang hormon endorfin dan dopamin pada otak, sama seperti efek yang ditimbulkan oleh obat-obatan terlarang dan alkohol.


Tidak hanya itu, kecanduan belanja juga turut mempengaruhi faktor keuangan, sosial dan emosional,  sama seperti jenis kecanduan lainnya.


Tanda Anda Mulai Kecanduan Belanja


Berikut ini beberapa tanda Anda telah mengalami penyakit kecanduan belanja:


Berbelanja Melebihi Anggaran


Seseorang yang kecanduan belanja akan terus membeli barang-barang, sekalipun biayanya telah melebihi pendapatan. Mereka akan terus merasa sanggup berbelanja, meski sudah tidak ada lagi uang di sakunya.


Berbelanja Kompulsif


Seseorang yang kecanduan belanja sering kali bersikap kompulsif. Artinya, ketika mereka berniat berbelanja untuk satu pasang sepatu, hasil akhirnya justru malah berbelanja 10 pasang sepatu.


Permasalahan Kronis


Kecanduan belanja menjadi masalah berulang-ulang, dan terjadi dalam jangka waktu yang cukup panjang.


Menyembunyikan Masalah Berbelanja


Seseorang yang kecanduan belanja akan menyembunyikan barang yang dibeli, karena mereka tidak mau orang lain mengetahui dan mengkritik tindakannya tersebut. Terkadang, mereka juga memiliki kartu kredit rahasia.


Lingkaran Tak Berujung


Beberapa orang akan mengembalikan belanjaan, karena rasa bersalah. Namun, rasa bersalah tersebut justru mengakibatkan keinginan yang lebih besar lagi untuk berbelanja.


Hubungan yang Retak


Retaknya hubungan dapat terjadi karena orang yang kecanduan belanja akan lebih banyak menghabiskan waktu di luar rumah untuk membeli barang-barang. Mereka pun cenderung menutup hutang dengan berbohong, dan menarik diri dari orang lain secara fisik maupun emosional.


Cara Mengatasi Kecanduan Belanja


Berikut adalah beberapa cara mengatasi kecanduan belanja:


Singkirkan semua kartu kredit Anda. Bayarlah barang dengan uang tunai atau menggunakan debit.


Jangan berbelanja sendirian, agar tidak bersikap kompulsif


Bicarakan dengan dokter mengenai kemungkinan adanya depresi sehubungan dengan kondisi kecanduan belanja.


Kecanduan belanja merupakan kondisi jangka panjang yang dapat mempengaruhi kualitas hidup penderitanya. Tidak ada obat yang dapat digunakan untuk mengatasi hal ini.


Meski begitu, kecanduan belanja dapat dikendalikan dengan upaya-upaya berikut ini:


Cognitive Behavioral Therapy Treatment


Program terapi perilaku kognitif alias Cognitive Behavioral Therapy (CBT) adalah pilihan utama dalam modifikasi perilaku.


CBT merupakan jenis terapi yang populer, karena tidak menggunakan obat-obatan dan bersifat non invasif. Hal ini memungkinkan penderita untuk memiliki kendali lebih akan pilihan kesembuhannya.


Metode Terapi Lain


Terkadang, CBT akan dimodifikasi dengan mengumpulkan penderita lain di dalam satu grup yang dipandu beberapa terapis.


Pendekatan ini lebih populer, karena penderita bisa mendapatkan dukungan dan akan mengetahui bahwa bukan mereka sendiri yang mengalami kondisi tersebut.


Nah, apakah Anda mengalami tanda-tanda gangguan belanja, seperti yang telah disebutkan? Jika ya, sebaiknya segera berobat ke psikolog agar kondisi tersebut tidak semakin menurunkan kualitas hidup Anda.


Jangan biarkan kecanduan berbelanja merusak kualitas hidup Anda.


Semakin cepat Anda mencari bantuan, semakin cepat pula kondisi Anda membaik dan kembali normal.


Sumber : Waspada, Kecanduan Belanja Bisa Jadi Tanda Gangguan Mental

Redaktur : Rudi