Alfri

Alfri

Halim

Wanseptember

Wanseptember
Sabtu, 20 April 2024, 23:04 WIB
Last Updated 2024-04-21T01:11:12Z
KesehatanLingkunganPolisiSimalungun

Gerakan Mahasiswa Peduli Lingkungan di Mediasi ke PT. Mitra Beton di Simalungun

Suasana mediasi yang belum melahirkan kesepakatan dan dihadiri pihak mahasiswa, PT. obor, kepala desa, dan kepolisian. (Foto/Istimewa).

SIMALUNGUN - nduma.id


Aspirasi dari Gerakan Mahasiswa Peduli Lingkungan (Gemapeli) kepada perusahaan PT Mitra Beton Abadi Simalungun (Obor) yang berada di Jalan Ulakma Sinaga, Desa Rambung Merah, Kecamatan Siantar, Kabupaten Simalungun masih terus di lakukan mediasi.


Kamis 18 April 2024 kemarin, mediasi pun dilakukan untuk menampung aspirasi para Mahasiswa itu.


Dalam mediasi, pihak yang hadir yaitu pihak Obor, pihak kelurahan,  pihak kepolisian selaku yang me mediasi dan Andri Napitupulu selaku Ketua Gemapeli bersama Mahasiswa dan Yova Purba.


Hubungan masyarakat (Humas) Obor, Sukoso mengatakan pihaknya sudah mendengar aspirasi yang disampaikan Gemapeli.


"Kami mendengar apa yang menjadi tuntutan Gemapeli. Dalam mediasi itu hadir 2 orang mahasiswa selaku perwakilan Gemapeli," kata Sukoso saat diwawancarai awak media, Jumat (19/4/2024).


Humas Obor itu mengatakan tuntutannya Gemapeli  kepada obor ada 3 poin.


"Pertama kami tidak boleh menggunakan pintu samping, yang kedua kami harus memperbaiki jalan yang rusak dan yang ketiga kami harus meng aspal jalan ke arah kampung Jawa," kata sukoso.


"Kalau dalam hal itu kan, kami tidak bisa makanya kami serahkan kepada yang punya wewenang. Yang berwenang itu kan negara. Yah kepala desa lah," sambung Sukoso


Sukoso juga mengatakan bahwa pihaknya selalu melakukan perbaikan jalan disana setiap bulannya.


"Bisa di cek di lapangan, setiap bulannya kami selalu memperbaiki jalan itu karena sudah menjadi kewajiban untuk memperbaiki jalan kita," ujar Sukoso.


Setiap bulannya, dan sudah puluhan tahun yang lalu pihak obor selalu memperbaiki jalan tersebut.


"Rutinitas kami selalu memperbaiki jalan itu setiap bulannya sejak dulu," kata Sukoso.


Namun mediasi itu gagal melahirkan kesepakatan.


"Belum ada kesepakatan karena adek-adek mahasiswa keluar. Terus keluar mereka pas kepala desa yang Bicara," kata Sukoso.


"Karena mahasiswa pulang, bapak polisi juga pulang, yah bubar semuanya dan belum ada kesepakatan yang lahir," sambung Sukoso.


Meskipun mediasi itu belum berhasil, tetapi pihak Obor masih menunggu perkembangan.


"Kami masih menunggu sikap adek-adek Mahasiswa," harap Sukoso.


Penulis :  Ari

Redaktur : Rudi