Alfri

Alfri

Halim

Wanseptember

Wanseptember
Jumat, 08 Desember 2023, 21:24 WIB
Last Updated 2023-12-08T14:24:49Z
Bantuan kemanusiaanMedanSirajaoloan

Pengurus Sirajaoloan Ajak Aksi Peduli Sihotang dan Simangulampe

Pengurus SRO saat pertemuan kecil membahas bantuan bencana. (Foto/Yustin).

Medan - nduma.id


Dua wilayah di Sumatera Utara akhir tahun ini dilanda bencana, Negeri Sihotang Kabupaten Samosir dan Simangulampe Kabupaten Humbang Hasundutan. 


Curah hujan tinggi belakangan ini menjadi pemicu.


Banjir Bandang itu ditengarai tidak terlepas dari penebangan atau kerusakan hutan.  


Pengurus Sirajaoloan angkat bicara terkait hal ini. 


Ketua Partogam Sumut Dr. Ir. Sanco Simanullang mengatakan pihaknya bersama Ketua-ketua Marga Sirajaoloan (SRO) sengaja menggelar pertemuan menyikapi  musibah banjir bandang itu, Kamis 7 Desember 2023.


Ketua Dewan Pengurus Wilayah (DPW) Sirajaoloan (SRO) Sumut Sanggam SH Bakkara meminta seluruh elemen masyarakat dan pemerintah untuk bahu membahu memikirkan dan cari solusi, menyelamatkan lingkungan kawasan di Tano Batak, dan juga aksi dalam rangka solidaritas kemanusiaan.


Longsor itu mengakibatkan derita dan rasa pilu mendalam. 


Selain kehilangan nyawa, juga kehilangan harta benda yang tidak sedikit.


"Kita turut prihatin atas 2 kejadian itu.  SRO Mengucapkan turut  belasungkawa  terhadap seluruh pompatan yang kena dampak. Juga para warga yang  tertimpa kejadian dan rasa simpati mendalam kepada keluarganya," ujar Sanggam. 


Lantas, Sanggam meminta semua tidak saling menyalahkan. 


Secara khusus meminta kekompakan Pomparan SRO, untuk bersatu membantu masyarakat yang terkena dampak. 


Adapun marga-marga yang menjadi keturunan dari Sirajaoloan adalah Naibaho, Sihotang, Bakara, Sinambela, Sihite dan Simanullang. 


"Dimohon agar merapatkan diri dalam membantu  dan memberikan upaya-upaya  meringankan beban Saudara kita yang terkena bencana," jelas Sanggam. 


"Kami juga meminta agar pemerintah Provinsi Sumatera Utara dan pemerintah daerah  lebih berperan aktif. Teruslah memberikan solusi menyangkut masa depan mereka, terutama keluarga yang ditinggal," ungkapnya lagi. 


Disebutkan, khusus pomparan Sirajaoloan, Donasi pengumpulan diberikan batas sampai 31 Desember 2023.


"Ayo kita gerakkan lewat Marga-marga yang merupakan keturunan SRO dan juga para masyarakat yang bersimpati.  Nanti penyerahan disatukan bersama sama . Tentu yang sudah dikumpul lewat beberapa kelompok, diteruskan saja, kalau yang belum, ayo digerakkan. Tinggal bagaimana teknisnya nanti kita bersama sama menyerahkannya awal tahun, " ungkap Sanggam. 


Secara khusus, Sanggam juga mengapresiasi kinerja Pemkab setempat. 


Juga nasib para pengungsi untuk segera diperhatikan. Diharapkan semua dapat bekerja cepat hingga tuntas. 


"Kita bersama-sama berencana audiensi ke Gubernur, meminta agar dikucurkan dana bencana alam yang lebih memadai, " ujar Sanggam. 


Sementara itu Penasehat SRO Sumut Oloan Naibaho meminta pemerintah segera menyelesaikan persoalan banjir secara holistik yaitu mengembalikan fungsi hutan. 


"Kami himbau agar pemerintah mengembalikan fungsi hutan. Sementara seluruh elemen menggerakkan kepedulian dan rasa kemanusiaan bagi para korban dan keluarga, " jelas Oloan. 


Hal senada, Dewan Pakar SRO Sumut Prof. Dr. Marihot Manullang juga setuju jika aksi pengumpulan sumbangan, nantinya diserahkan secara bersama. 


"Lebih indah jika ada kebersamaan diantara pomparan, jika sama-sama menyerahkan, " pungkas mantan Rektor Universitas Simalungun. 


Turut hadir dalam pertemuan itu Pengurus marga Naibaho Riduan Naibaho, Pengurus Marga Sinambela Nikson Sinambela, Pengurus Marga Sihite, Joga Sihite. 


Penulis : Yustin

Editor : Rudi