Alfri

Alfri

Halim

Wanseptember

Wanseptember
Jumat, 08 Desember 2023, 08:24 WIB
Last Updated 2023-12-09T01:53:08Z
IspiratifKesehatanRumah Sakit Vita InsaniSiantar

Sosok dr. Flora Maya Damanik, Pimpinan Rumah Sakit Vita Insani Pematang Siantar yang Inspiratif

dr. Flora Maya Damanik, MARS, FISQua,. (Foto/Istimewa).

Siantar – nduma.id

Profil dr. Flora Maya Damanik, MARS, FISQua, sebagai pimpinan Rumah Sakit Vita Insani Pematang Siantar, mencuri perhatian.

Sejumlah cerita menarik didapatkan dari Ibu 2 orang anak ini ketika wawancara dengan wartawan nduma.id.

Berbicara mengenai latar belakang pendidikannya, dr. Flora Maya Damanik merupakan lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara pada tahun 1990.

Keterangan dari dr. Flora Maya Damanik mengatakan bahwa setelah lulus ia langsung bekerja sebagai PNS secara otomatis/tanpa melamar sebagai dokter puskesmas.

"Setelah wisuda, saya langsung bekerja sebagai PNS secara otomatis, tanpa melamar," terang  dr. Flora Maya, Kamis (7/12/2023).

Awal dirinya bekerja, dr. Flora Maya mendapat penempatan di kota Tebing Tinggi.

"Saat itu bekerja sebagai dokter puskesmas. tahun 1990-2000," ucap dr.flora Maya.

Pada tahun 1993, dr. Flora Maya Damanik menikah dengan Lingga Napitupulu, seorang mantan ketua DPRD Siantar.

Kemudian mereka berdomisili di Kota Siantar dan dr. Flora Maya Damanik bekerja sebagai dokter di puskesmas Rami, kemudian pindah ke puskesmas Satria.

"Setelah menikah, saya ikut suami untuk berdomisili di Siantar, kemudian saya bekerja di kota Siantar, di puskesmas Rami, kemudian pindah ke puskesmas Satria pada tahun 2005," kata perempuan low profile. Ramah dan bersahaja ini.

Pada 5 Februari 2021, pujaan hatinya itu berpulang, dari itu dr. Flora Maya Damanik singel parents untuk 2 anaknya.

Di tahun 2005, dr. Flora Maya Damanik melanjutkan pendidikan Pascasarjana di Universitas USU dengan mengambil peminatan Magister Administrasi rumah sakit.

Alasan yang ia sampaikan mengapa ia memilih peminatan Magister Administrasi rumah sakit adalah karena waktu itu ada tawaran dari dinas kesehatan untuk orang-orang yang bisa menjadi perpanjangan tangan ilmu per rumah sakitan.

"Alasan saya memilih peminatan magister administrasi rumah sakit karena waktu itu ada tawaran dari dinas kesehatan untuk orang-orang yang bisa menjadi perpanjangan tangan ilmu per rumah sakitan, dalam arti begini, kami sekolah di biayai. Jadi Kami dapat beasiswa waktu itu. Yang mana beasiswa tersebut di biayai oleh Bank Dunia," kata dr. Flora Maya.

Di dalam wawancara tersebut, terungkap Dr. Flora Maya Damanik memiliki tekad yang kuat menyelesaikan kuliah S2 dalam waktu 1 tahun 10 bulan.

Terlepas dari kondisi memiliki bayi yang ditinggal di rumah selama kuliah, ia sangat antusias mencapai tujuan tersebut.

"Nah waktu itu kan saya dari puskesmas kemudian ditawari, yang pertama tahapannya seleksi administrasi dan saya lolos, dan ujian tertulis, ujian ke ilmuwan, dan wawancara saya juga lolos. Saat itu yang dibutuhkan hanya berjumlah 30 orang. Beasiswa tersebut untuk membidik orang orang yang minat di dunia kesehatan, jadi orang puskesmas ada disitu, orang rumah sakit juga ada," terangnya.

Tahun 2021, Dr. Flora Maya Damanik diangkat Walikota Siantar sebagai Direktur Utama RSUD Djasamen Saragih.

“Bulan Agustus saya diangkat walikota Siantar, bapak Hendriansyah saat itu menjadi direktur utama RSUD Djasamen Saragih. Dan berakhir Pada tanggal 28 Februari 2023 yang Masa itu adalah menjelang pensiun saya karena usia 58 tahun pensiun,” ujarnya.


Dokumentasi ISQua ke 39 dilaksanakan di dengan Korea Selatan. (Foto/Istimewa).

Sempat berkeinginan untuk bertenang sejenak, tetapi tawaran dari berbagai rumah sakit di provinsi Sumatera Utara membuat dirinya memilih Vita Insani Pematang Siantar.


Selain menjadi pimpinan rumah sakit, dr. Flora juga aktif dalam mengikuti kompetensi.


Dia bahkan pernah menjadi surveyor management dibawah komisi akreditasi rumah sakit Indonesia pada tahun 2011.


“Sejak itulah saya mulai survey untuk mutu rumah sakit yang saya nilai. Rumah sakit daerah maupun kota Dari Sabang sampai Merauke sudah saya jalani dan banyak hal yang saya dapatkan dan jadikan motivasi,” tandasnya.


Selama penyelenggaraan Konferensi International Society of Quality in Health Care’s International (ISQua) ke-39 di Korea Selatan, dr. Flora menjadi salah satu peserta yang membicarakan tentang pelayanan rumah sakit kepada pasien.


Dia pun berencana akan mengikuti konferensi ISQua tahun depan di Turkey untuk membahas tentang hubungan lingkungan dengan rumah sakit.


“Nantinya di Turkey akan membicarakan tentang hubungan lingkungan dengan rumah sakit.Tentang bagaimana peran rumah sakit dalam menyelami lingkungan," terang dr. Flora Maya.


Meskipun memiliki jadwal yang padat, dr. Flora tetap menyediakan waktunya untuk keluarga.

 

Dia memiliki 2 anak laki-laki, dan saat ini, sedang berkuliah di Fakultas Hukum USU jurusan hukum internasional semester 7 dan fakultas nuklir Universitas Gajah Mada (UGM).

 

Prestasi dr. Flora Maya Damanik sangat mengesankan, karena selain berhasil menyelesaikan kuliah S2 dalam waktu yang singkat, ia juga tercatat sebagai Surveyor Management di bawah Komisi Akreditasi Rumah Sakit Indonesia.


Dr. Flora Maya Damanik sering mengevaluasi mutu-rumah sakit di daerah dan bahkan pernah menghadiri Konferensi International Society of Quality in Health Care’s International.


Di tahun mendatang, ia berencana akan mengikuti konferensi lainnya untuk membicarakan tentang hubungan lingkungan dengan rumah sakit.


Kisah pendidikan dan pengalaman dr. Flora Maya Damanik ini menjadi inspirasi bagi banyak orang.


Penulis : Ari

Editor : Rudi