Pelajar SMP membuat kompos. (Foto/Istimewa). |
Pakpak Bharat, Salak-nduma.id
SMP N 2 Satu Atap Salak di ajarkan mengolah sampah menjadi kompos.
Sistem pengolahan sampah menjadi pupuk kompos di giatkan sekolah yang berlokasi di Desa Kuta Tinggi ini karena dinilai bermanfaat bagi masyarakat di sana.
Ini juga katanya bentuk pengaplikasian Kurikulum Merdeka sebagai kurikulum pembelajaran di sekolah.
Dimana dalam kurikulum merdeka tersebut, selain pembelajaran intrakurikuler terdapat juga pembelajaran P5 atau Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila.
“Untuk membuat P5 ini, maka harus disesuaikan dengan karakteristik sekolah baik karakteristik siswa, karakteristik guru, karakteristik orang tua maupun karakteristik lingkungan sekolah,” jelas Larpina Tumangger, Kepala SMP N 2 Satu Atap Salak, Selasa (5/9/2023).
Awalnya Dia melihat banyak sampah di lingkungan sekolah, kalau dibakar tentu mengakibatkan polusi.
“Orang tua siswa yang 99% kehidupannya adalah petani yang tentu saja sangat membutuhkan kompos untuk menunjang pertanian mereka. Nah, dari sinilah kemudian timbul ide kami untuk membuat kompos di sekolah," ujar Larpina.
Sementara itu Hendri Limbong, tenaga ahli yang khusus didatangkan dari Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Pakpak Bharat menjelaskan, sampah jika dikelola dengan baik akan membawa banyak manfaat.
Selain daripada konsep kebersihan, sampah juga menjadi salah satu sumber bahan organik untuk tanaman baik pekarangan sekolah dan bahkan lahan pertanian.
"Kita berharap anak-anak ini bisa membawa ilmu ini ke rumah, dan lingkungan mereka masing-masing. kegiatan seperti ini tentunya sangat baik dan perlu dilakukan secara masif. Pengenalan dini kepada anak didik tentang pengelolaan sampah menjadi bahan yang berguna tentu menjadi hal penting sebagai bekal anak Didik di kemudian hari," jelas Hendi.
Saat ini sampah tersebut sudah dalam tahap fermentasi.
Menunggu 21 hari ke depan agar siap menjadi kompos organik.
Penulis : Luhut
Editor : Rudi