Alfri

Alfri

Halim

Wanseptember

Wanseptember
Rabu, 13 September 2023, 14:40 WIB
Last Updated 2023-09-13T10:14:13Z
AdvertorialKesehatanMammografiRumah Sakit Umum Daerah Djasman SaragihSiantar

Layanan Mammografi RSUD Djasamen Saragih, Tercanggih di Siantar - Simalungun

Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Djasmen Saragih. (Foto/Ari).

SIANTAR - nduma.id

Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Djasamen Saragih Kota Pematang Siantar Sumatera Utara (Sumut) terus berbenah meningkatkan kualitas pelayanan. 

Tidak hanya didukung tim dokter spesialis yang memiliki kompetensi dan berpengalaman, tapi juga sarana peralatan medis modern yang memiliki kualitas terbaik. 

Salah satunya layanan Mammografi.

Kepala Instalasi Radiologi RSUD dr Djasamen Saragih, dr Even Sitorus SpRad mengatakan, Mammografi adalah pemeriksaan radiologi yang ditujukan untuk melihat ada atau tidaknya kelainan yang mengarah pada kanker di area payudara. 

Prosedur ini menggunakan foto X-Ray dan disarankan untuk pasien yang berusia di atas 35 atau 40 tahun.

Alumni Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta itu menceritakan, pelayanan Mammografi di RSUD Djasamen Saragih menggunakan peralatan yang paling canggih di antara rumah sakit yang ada di Kota Siantar dan Kabupaten Simalungun. 

"Alat Mammografi ini yang terbaik di antara rumah sakit wilayah Siantar-Simalungun," kata dr Even Sitorus, Rabu (13/09/2023), seraya menambahkan pelayanan Mammografi RSUD dr Djasamen Saragih menerima pasien BPJS dan umum. 




Lebih lanjut ia mengatakan, faktor resiko kanker payudara, antara lain menstruasi pertama kurang dari 12 tahun, menopause melebihi 50 tahun, belum pernah melahirkan, tidak pernah menyusui, melahirkan anak pertama pada usia lebih dari 35 tahun, memiliki riwayat penyakit tumor jinak, radiasi di dada, maupun penyakit kanker pada anggota keluarga lain, serta perokok aktif atau pasif.

Even yang juga menambahkan, deteksi dini pada kanker payudara yang termudah, dengan pemeriksaan payudara sendiri (Sadari). 

Cara ini dilakukan pada 7 sampai 10 hari setelah menstruasi, mengingat menjelang dan beberapa saat setelah menstruasi, ada pembengkakan pada kelenjar susu.

“Pertama, dengan menghadap ke kaca, amati payudara yang telanjang saat tangan diangkat ke atas. Lihat pergerakannya, apa ada yang tidak simetris. Kedua, turunkan tangan dan kuatkan, perhatikan puting, kulit di sekitar payudara, apakah ada perubahan dan bagaimana pergerakannya,” tandasnya.

dr Even Sitorus, Sp. Rad memberikan penjelasan. (Foto/Ari).

Langkah ketiga, pencet puting, perhatikan apakah ada cairan yang keluar, baik darah atau cairan putih. 


Lakukan perabaan dengan 3 jari secara mengitari seluruh payudara ke arah luar, hingga ketiak. 


Rasakan kemungkinan adanya benjolan yang mencurigakan. 


Waspadai jika puting berubah melesak ke dalam, kulit di sekitar payudara berwarna kemerahan atau berpori besar, cekung seperti lesung pipi, tebal, dan bersisik.


“Deteksi dini bisa juga dilakukan dengan pemeriksaan payudara klinis (Sadarnis), USG payudara, dan mammografi. Untuk pemeriksaan Mammografi, dianjurkan pada wanita usia lebih dari 40 tahun, karena pada usia kurang dari 40 tahun, jaringan payudara masih padat, sehingga bisa mengaburkan hasil,” beber Even. 


Even, anggota Kagama Sumut itu juga menyampaikan nama-nama petugas di Instalasi Radiologi di rumah sakit yang saat ini dipimpin dr Aulia Sukri Sambas MKM tersebut. 


Alat Mammografi RSUD Djasman Saragih. (Foto/Ari).

Ada dua dokter Radiolog yaitu dr Even Sitorus SpRad sebagai Kepala Instalasi Radiologi dan dr Nova Saragih SpRad.


Dibantu staf di Instalasi Radiologi, yakni Yuli Martha Krist Damanik SSi MSi sebagai Fisikawan Medis dan Kepala Ruangan Radiologi, Heryanti Hutapea AMR sebagai penanggung jawab PPR dan Radiografer, Sabani AMR, Tiruan Sitorus AMR, Rosmegawati Hutahaean AMR, Rolina Girsang AMR, Nadia Wirdani AMR, Hetty SR Silalahi AMR, Eslinda Purba AMR, Hetbi Sihite AMR, Ester Simamora AMR, Marlina Sitorus AMR, dan Junita Simanjorang AMR.


Ditambahkan Even, Mammografi memiliki kepekaan tinggi karena dapat mendeteksi mikrokalsifikasi hingga ukuran kurang dari 100 mikrometer. 


"Alat ini juga dapat memperlihatkan hasil sebelum dapat teraba dengan Sadarnis, bahkan bisa diketahui sekitar satu sampai dua tahun sebelum teraba dengan Sadari," katanya. (Adv)


Penulis : Ari

Editor : Rudi