Foto bersama usai Dialog Publik. (Foto/Istimewa). |
SIANTAR - nduma.id
Gerakan mahasiswa Kristen Indonesia Siantar Simalungun (GMKI SS) menggelar diskusi Publik dengan tema percepatan tindak lanjut motto kota Pematang Siantar “Sapangambei Msnotok Hite”
Diskusi santai itu di gelar di Revolusi Cafe nomor 16 jalan Dataran Tinggi, Kecamatan Siopat Suhu, Kecamatan Siantar Timur Senin, 7 Agustus 2023.
Diskusi ini menghadirkan narasumber Rohdian Purba, S.Si, M.si selaku pengurus Partuahjana Simalungun, Marulam Purba, S.P, M.Si selaku akademisi.
Walikota Siantar dr. Susanti Dewayani tidak hadir di acara itu meski sudah diundang.
Ketidak hadiram walikota ini di sayangkan Ketua GMKI-SS Armada Simorangkir.
"Tadi udah komunikasi dengan pihak pemko siantar yang menjelaskan ketidakhadiran beliau, tetapi katanya ada perwakilan beliau untuk menghadiri kegiatan ini kegitu dibilang pihak pemko. Padahal fakta nya perwakilan yang dimaksud itu tidak ada datang," kata Armada.
Sementara itu ketua DPRD Siantar, Timbul Lingga, S.H tidak hadir dan sudah memberikan pemberitahuan tidak dapat hadir karena ada kegiatan.
" Ada kegiatan ketua DPRD Siantar makanya gak datang," ujar Armada
Organisasi mahasiswa PERMAHI (Perhimpunan mahasiswa hukum republik Indonesia), IMM ( Ikatan mahasiswa muhammadiyah), PMII (Pergerakan mahasiswa islam Indonesia) PMKRI (Perhimpunan mahasiswa Katolik republik Indonesia) dan BEM Universitas HKBP Nommensen Siantar hadir di acara itu.
Dalam sambutannya Sarmedi Purba Selaku Senior GMKI-SS, mengatakan mengapresiasi GMKI-SS karena peduli terhadap iman dan pemerintahan kota siantar.
Menurut Sarmedi dikota Pematang Siantar masih banyak yang harus dibenahi.
"Kota Pematang Siantar ini harus bisa diandalkan melalui pembangunan yang masih dan berakselerasi dan menghadirkan para investor" Katanya.
Sarmedi juga ingatkan pemkot Pematang Siantar untuk menurunkan NJOP demi kemajuan Kota Siantar
"Supaya tercipta lapangan kerja yang luas, khususnya dikota Siantar ini tentu harus menghadirkan para investor untuk membangun usaha" tegas Sarmedi
Katanya disamping menarik para investor, pemko siantar juga harus mampu menarik para wisatawan.
"Supaya wisatawan tertarik datang maka kota siantar juga harus menyediakan fasilitas yang baik seperti hotel bintang 5 dan lain-lain," harap Sarmedi.
Ketua GMKI-SS, Armada Simorangkir menyatakan dengan melihat situasi dikota Siantar yang akhir-akhir ini membahas motto dan logo Siantar.
"Biasanya kan motto dan logo setiap kota itu harus jelas legalitas nya, tetapi kota Siantar belum memiliki legalitas yang jelas," sebutnya.
Setelah diskusi ini selesai maka GMKI-SS akan menyampaikan usul untuk percepatan tindak lanjut motto kota Pematang Siantar.
"Setelah dialog ini selesai kami dari GMKI-SS akan menyampaikan hasil buah pikir kami untuk percepatan tindak lanjut motto kota Pematang Siantar," sebutnya.
Dilanjutkan dengan diskusi para audiens dengan narasumber.
Topik yang yang diangkat di awal diskusi ialah tentang motto kota Pematang Siantar .
"Ketika kita berbicara tentang motto kota Pematang Siantar kita memiliki sprit," ujar Marulam.
Marulam menceritakan tentang motto Sapangambei Manoktok Hitei sudah di bahas DPRD Siantar pada tahun 1992 lalu dan 2015.
Marulam juga mengingatkan dirinya sudah pernah membuat FGD untuk membahas motto, logo dan lambang Siantar.
"Setiap kota itu memang harus ada motto, logo, Mars dan lambang tetapi untuk saat ini kota siantar belum memiliki legalitas tentang itu," ungkap Marulam.
"Bagaimana kita mencapai kota siantar sehat berkualitas jika kita belum memperhatikan hal hal yang sifatnya mendasar," sambungnya.
Marulam juga menceritakan filosofi dan perjalanan kota Pematang Siantar.
Terkait motto yang tidak dicantumkan pada logo dan memiliki perda.
"Pada tahun 1992 sudah ada keputusan DPRD kota siantar, nah yang menjadi pertanyaan kenapa sekarang tidak dicantumkan" ungkapnya.
Kemudian Marulam juga menyinggung tentang penulisan Pematang Siantar yang awalnya penulisannya itu tidak terpisah.
" Spirit walikota Siantar ini memiliki sprit untuk meluruskan semua ini," cetusnya.
Sementara itu Sarmedi Purba mengatakan arti Pematang adalah badan atau sebuah pohon yang bernama Siantar.
"Dulu setiap kerajaan Simalungun memiliki pohon Siantar di istananya" ujar Sarmedi.
Kemudian Partuaha Maujana Simalungun, Rohdian Purba menyatakan GMKI-SS memang benar-benar kelompok mahasiswa pergerakan karena peduli untuk percetakan tindak lanjut motto kota Pematang Siantar
"Usai kegiatan ini selesai, dapat saya pastikan bakal ada tindak lanjut. Filosofi Manoktok Hitei adalah bentuk kerja sama untuk mencapai tujuan yang baik yang dilakukan secara bergotong royong," sambung Rohdian.
"Kalau sudah berbicara tentang gotong royong tentu semuanya memberikan kontribusi baik tenaga maupun fikiran," katanya.
Rohdian Purba juga mengatakan rasa mirisnya karena rata-rata generasi Siantar tidak mengetahui apa arti dan makna Sapangambei Manotok Hitei.
"Coba aja kita tanyakan anak anak muda Siantar tentang apa motto dan makna kota Pematang Siantar, pasti mereka planga plongok karena tidak tahu, dan itu bukan salah mereka tetapi salah kita jika kita tidak mulai dari sekarang ini," katanya.
"Masyarakat kota Pematang Siantar secara bergotong royong mendesak pemkot siantar untuk membuat perda terkait motto Pematang Siantar," sambungnya
"Jika pemkot tidak segera membuat perda, kita gugat aja pemko siantar tetapi itu langkah terakhir," tegasnya.
Sebelum dialog diakhiri, Sarmedi Purba menceritakan tentang filosofi sapangambei manoktok hitei memiliki nilai budaya simalungun yang terbuka untuk semua etnis, suku budaya.
Sesi tanya jawab antara audiens kepada narasumber di gelar seru.
Marulam menjawab pertanyaan dari audiens yang bertanya penerapan atau refleksi motto siantar sudah di perda kan.
" Maka ketika sapangambei manoktok hitei dilakukan untuk kebaikan maka akan menjadi ciri khas, itulah artinya pemkot harus memiliki program yang sehati dan sepikir dengan masyarakat " jawab Marulam.
"Seandainya kota Pematang Siantar bisa mengikuti kota Jogja, saya pikir kita harus meningkatkan SDM, dan sejarah mencatat kota ini pernah menjadi pusat pemerintahan negara dan sudah melahirkan wakil presiden Indonesia yang bernama Adam Malik, dengan itu harus peduli, untuk kolaborasi seperti membicarakan ini," sebut Marulam.
Terkait kebudayaan, marulam mencontohkan pulau Bali
" Pulau Bali itu terkenal bukan karena pantai nya saja tetapi karena budayanya juga, nah kita juga punya nilai budaya yang berpotensi," ungkapnya.
Dikota Siantar ini juga ada Museum Simalungun yang dibangun pada tahun 1939.
Partuha Maujana Simalungun menyinggung program walikota Siantar Susanti Dewayani yaitu LISA (Lihat Sampah Ambil)
"Program Lisa itu dapat dilaksanakan sesuai motto Sapangambei Manoktok Hitei yaitu bergotong royong maka sangat bagus dilakukan kegiatan bergotong royong kebersihan di setiap kecamatan dan kelurahan, yang artinya tidak mengeluarkan biaya besar karena tidak melibatkan dinas lingkungan hidup dalam kegiatan gotong royong seperti yang saya katakan itu," Itulah contoh refleksi nya kata Rohdian.
Closing statment oleh marulam.
" Motto sapangambei manoktok hitei untuk kota Pematang Siantar harus segera di realisasikan agar tidak terjadi kecelakaan pemerintahan," kata akademisi itu.
Dialog publik itu di akhiri dengan penyampaian harapan dari ketua GMKI-SS
"Setelah kegiatan ini kita harus ada catatan akademik dan melakukan sosialisasi untuk percepatan motto kota Pematang Siantar," tegas Armada.
Closing statment oleh Sarmedi Purba
"Kalau pemkot siantar belum bisa membuat perda setidaknya harus membuat perwa terlebih dahulu," kata Sarmedi.
Closing statment oleh Rohdian Purba
"Tetap mendorong pemerintah kota Pematang Siantar untuk pembuatan perda," Rohdian.
Acara diakhiri dengan sesi pemberian cenderamata kepada para narasumber kemudian foto bersama.
Penulis: Ari
Editor : Rudi