Peta jalur pembangunan. (Foto/SMSI). |
Medan - nduma.id
Wartawan senior Kompetensi Utama Dewan Pers Ir Zulfikar Tanjung mengapresiasi Sikap Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi yang siap mempertaruhkan jabatan demi rakyat untuk membangun dan memperbaiki jalan sepanjang 450 KM.
Targetnya, tahun 2023 pekerjaan itu selesai.
Zulfikar Tanjung yang juga Ketua Wapena Sumut itu melihat besarnya dukungan masyarakat dan gencarnya pemberitaan pasca Gubsu meresmikan dimulainya pembangunan ‘ground breaking’ jalan dan jembatan sepanjang 450 km tersebar di 33 kabupaten dan kota pada Senin 27 Juli 2022 lalu.
Proyek itu senilai Rp 2.7 triliun di Desa Suka Makmur Kecamatan Kutalimbaru Kabupaten Deli Serdang.
Sempat ada polemik terkait pembangunan untuk kepentingan rakyat Sumut itu, namun Gubsu tetap pada komitmen untuk melaksanakan pembangunan itu.
Gubsu dinilai berprinsip, selama untuk rakyat apapun dikerjakannya.
“Dia menegaskan dirinya (Gubsu / red) ada untuk rakyat. Begitu mantan Pangkostrad ini selalu bersikap dan itu kembali ditegaskannya pada acara ‘groundbreaking’ yang merupakan pertanda dimulainya pembangunan ini,” ujar Zulfikar.
Di acara ground breaking, Gubsu sengaja mengajak Bupati Deli Serdang Ashari Tambunan, Bupati Karo Corry S Sebayang, Wakajati Sumut, Irwasda Poldasu, Wakil Ketua DPRD Sumut Rahmat Sibarani, para tokoh masyarakat menyaksikan komitmen ini yang diungkapnya sebagai komitmen bersama.
Komitmen ini tampaknya bukan main-main.
"Tersirat bahwa demi kepentingan rakyat yang sudah lama mendambakan jalan yang baik Gubsu siap mempertaruhkan jabatannya," tungkas Zul.
Zul berharap semua komponen terutama rakyat untuk mengawasi jalannya pekerjaan.
Kehadiran lengkap para pimpinan daerah Sumut dan dua bupati sebagai bukti besar dukungan mereka terhadap pembangunan jalan jembatan ini.
Zulfikar Tanjung mengajak semua kalangan untuk mengapresiasi Tekad Gubsu Edy Rahmayadi sebab niatan membangun jalan dan jembatan yang rusak puluhan tahun ini tidak kunjung terwujud.
Dipaparkan Zulfikar, rencana perbaikan jalan itu dimulai masa Gubsu Raja Inal Siregar, T Rizal Nurdin, Rudolf Pardede, Syamsul Arifin, Gatot Pujo Nugroho dan T Erry Nuradi.
Mereka semua sangat menyadari bahwa jalan provinsi terpanjang di Indonesia ada di Sumut.
Namun jumlah kerusakan tidak sebanding dengan dana yang tersedia baik dari APBD Provinsi maupun Pusat.
Perjuangan panjang ini sempat juga memunculkan macam statement.
Bahkan upaya untuk menuntut bagi hasil perkebunan yang bila berhasil diperjuangkan menjadi solusi untuk memperoleh dana bagi pembangunan jalan dan jembatan ini.
Tuntutan inipun sudah di perjuangan oleh Asosiasi Pemerintah Provinsi di hadapan Presiden SBY (waktu itu di NTB) juga tidak kunjung berhasil.
Akhirnya dengan terseok seok Pemprovsu lewat APBD nya membangun jalan tidak maksimal dan tidak nampak hasilnya.
(Janji Politik)
Ketika Edy Rahmayadi terpilih menjadi Gubsu salah satu agenda prioritas janji politiknya adalah membangun infrastruktur jalan dan jembatan yang merupakan urat nadi perekonomian rakyat Sumut.
Dia mencoba untuk mencari dukungan dana dari tahun ke tahun bahkan mencoba mencari pinjaman.
Sebagai komitmennya untuk rakyat namun tidak kunjung berhasil.
Mencoba memulai tahun kedua Sumut juga mengalami imbasan pandemi covid yang melanda seluruh dunia selama 2 tahun, membuat pekerjaan ini terhambat.
Pola pembangunan ini akhirnya terjawab dengan pembangunan multiyears selama 3 tahun (2022, 2023, 2024), dimana pekerjaan dimulai Juni 2022 dan selesai September 2023.
Sedangkan pemeliharaan hingga tahun 2024. Tender sekaligus dan pemenangnya BUMN Waskita Karya.
Total kegiatan pekerjaan adalah sebagai berikut pembangunan jalan 450 km, Pembangunan jembatan 20 unit dan Drainase 71 Km.
Pembangunan tersebar dimulai titik Kecamatan Kutalimbaru tembus ke Bumi Perkemahan Sibolangit hingga ke Kabanjahe dan terus melintasi Dataran Tinggi, Pantai Barat, Pantai Timur dan Kepulauan Nias.
Bila terwujud sebuah legacy yang ditorehkan oleh Gubsu Edy Rahmayadi, ujar Mayjen TNI Purn M Hasyim Ketua Umum DHD 45 Sumut.
Role model ini dibenarkan oleh Menteri Bappenas Manoarfa pada satu kesempatan memberi statemen atas pembamguna infrastruktur ini. Apalagi pembangunan ini bagian dari kepentingan strategis daerah. (red).