Foto bersama. (Foto/Kominfo Dairi)
DAIRI, Siempat
Nempu – nduma.id
Desa Juma
Siulok Kecamatan Siempat Nempu menjadi desa binaan Tim Penggerak PKK Kabupaten,
sebagai Upaya Peningkatan Pendapatan Keluarga (UP2K).
Desa Juma
Siulok yang dikenal dengan produk tapenya mendapat perhatian dari pemerintah
kabupaten.
Pemilihan
desa binaan ini didasarkan pada berbagai pertimbangan, salah satunya karena
produk tape desa ini sudah dikenal sudah sejak lama.
Ketua TP PKK
Kabupaten Dairi Romy Mariani Eddy Berutu yang hadir saat pembinaan warga
pengrajin tape, Senin (18/04/2022) di kantor Kepala Desa Juma Siulok
menyampaikan pemilihan desa Juma Siulok sebagai desa binaan PKK untuk UP2K
terlebih dalam peningkatan pendapatan masyarakat adalah hal serius, karena hal
tersebut didasarkan pada surat keputusan Bupati.
Menurut Romy,
Juma Siulok sebagai desa penghasil tape dalam pemasarannya sering
memperkerjakan anak-anak di bawah umur dalam pemasaran yang secara peraturan,
tidak diperbolehkan.
“Berdasarkan
hasil survey di lapangan pemasaran produk tape dari Juma Siulok ini
memperkerjakan anak -anak di bawah umur yang notabene tidak diperbolehkan oleh
negara,” kata Romy Mariani.
Romy
menambahkan, apabila menilik dari pendapatan para pengrajin tape desa Juma
Siulok, bisa menjadi sesuatu yang menjanjikan dan dapat menghidupi secara
ekonomi.
Namun agar
menjadi sebuah produk yang memiliki nilai ekonomi tinggi, perlu dilakukan
modifikasi dan diversifikasi produk, misalnya tape dari Juma Siulok
dimodifikasi dan diversifikasi seperti tape yang ada di Bondowoso, Jawa Timur.
Lebih jauh
Romy menjelaskan, untuk lebih memaksimalkan produksi tape perlu dibentuk
kelompok usaha untuk mengelola produksi tape agar bisa berproduksi lebih
banyak.
“Bentuklah
kelompok UP2K. Nantinya dari produksi hingga pemasaran akan dibantu OPD terkait
sebagai dewan pembinan. Inilah kepastian yang perlu diperoleh pengrajin tape
dari Juma Siulok ini, sehingga sebagai desa binaan, desa ini akan bisa terkenal
dengan produk khas dan unggulan desa itu sendiri. Yang tentu kesuksesan nanti
pun perlu dukungan dan keputusan dari pihak berwenang seperti dukungan kepala
desa. Mari maju bersama, PKK siap membantu.,” pungkas Romy.
Sementara itu,
Sekretaris Dinas Perindagkop, Sabar Pasaribu menyampaikan ada permasalahan
dalam diversifikasi tape menjadi produk olahan baru. Hal itu disebabkan tape
dari Juma Siulok memiliki tekstur lebih lembek ketimbang tape atau dikenal
dengan peuyeum di Jawa Barat.
“Namun seiring
waktu kita akan coba carikan jalan keluar agar produk tape ini bisa
dimodifikasi menjadi produk pangan olahan baru disamping memikirkan cara dan
strategi pemasarannya,” kata Sabar.
Sebelumnya
Kades Desa Juma Siulok, Edu Oppusunggu menyambut baik kehadiran Ketua TP PKK
Kabupaten mengunjungi desanya.
“Selama 30
tahun saya tinggal di desa Juma Siulok baru kali ini dikunjungi oleh Ibu Bupati
yang juga ketua TP PKK kabupaten. Kami berharap kedatangan ibu akan
meninggalkan kesan dan kenangan yang baik bagi kami. Selain itu bimbingan dari
ibu, jelas sangat kami butuhkan agar perekonomian warga kami meningkat. Kami
juga tak ingin anak-anak kami ikut berjualan tape, namun kondisi ekonomi
memaksa demikian,” ujarnya.
Ia menyebut
dari 294 KK penduduk desa Juma Siulok, terdapat 23 orang berprofesi sebagai
pengrajin tape.