Alfri

Alfri

Halim

Wanseptember

Wanseptember
Redaksi
Selasa, 09 Maret 2021, 13:35 WIB
Last Updated 2021-12-21T16:06:31Z
Kesehatan

Perlu Tahu! 9 Penyakit yang Lebih Sering Menyerang Kaum Hawa

Secara anatomi, hormon, dan bentuk tubuh, pria dan wanita berbeda. Perbedaan itu dapat memengaruhi risiko untuk mengembangkan berbagai penyakit. Itulah sebabnya ada penyakit yang lebih sering menyerang wanita ketimbang pria. 

Apa saja penyakit yang sering menyerang wanita?

Ada beberapa penyakit yang lebih sering menyerang wanita ketimbang pria. Berikut ini beberapa di antaranya:


1. Lupus

Lupus adalah penyakit autoimun yang dapat memengaruhi segalanya mulai dari kulit hingga organ dalam. Lupus umumnya menyerang wanita berusia muda, diperkirakan karena tingkat estrogen yang lebih tinggi, dikombinasikan dengan faktor lingkungan, mungkin berperan dalam peningkatan risiko penyakit ini. 


2. Osteoartritis

Jenis arthritis yang paling umum ini disebabkan oleh kerusakan pada persendian. Wanita berisiko alami osteoartritis tiga kali lebih tinggi daripada pria. Para ahli menduga hal ini karena wanita cenderung memiliki sendi yang lebih fleksibel dan tendon elastis daripada pria. 

Di satu sisi, kelemahan ini berguna selama kehamilan dan kelahiran, tetapi juga menempatkan wanita pada risiko keseleo dan cedera yang lebih tinggi, termasuk osteoartritis. Selain itu, wanita juga cenderung memiliki pinggul yang lebih lebar, yang memengaruhi kesejajaran lutut dan menyebabkan tekanan lebih.

Centers for Disease Control and Prevention (CDC) mencatat bahwa wanita di atas usia 50 tahun berisiko lebih tinggi terkena osteoartritis. Penurunan kadar hormon estrogen bisa menjadi faktor penyebab, karena hormon ini berfungsi untuk melindungi tulang rawan dan sendi dari peradangan.


3. Masalah Urologi

Anatomi tubuh menjadi penyebab mengapa wanita lebih rentan mengalami masalah urologi seperti infeksi saluran kemih (ISK) dan inkontinensia urine. Uretra wanita berada dekat dengan vagina dan rektum, di mana banyak bakteri hidup, yang bisa berpindah dan menginfeksi saluran kemih.


4. Penyakit Tiroid

Menurut American Thyroid Association, wanita memiliki risiko lima hingga delapan kali lebih besar untuk mengalami masalah tiroid daripada pria. Hipotiroidisme, di mana tiroid tidak menghasilkan cukup hormon untuk mengatur metabolisme, adalah penyakit tiroid yang paling umum terjadi. 


5. Multiple Sclerosis

Penyakit autoimun lain yang juga lebih banyak menyerang wanita daripada pria adalah multiple sclerosis. Penyakit ini terjadi ketika tubuh menyerang saraf di otak dan sumsum tulang belakang, mengakibatkan nyeri, mati rasa, dan kelemahan. 

Meskipun belum ada jawaban pasti mengapa lebih banyak wanita mengidap penyakit ini, para ahli menduga penyebabnya adalah faktor hormonal dan perbedaan jenis kelamin di otak, serta lemak tubuh. 


6. Penyakit Celiac

Dikenal juga dengan istilah intoleransi gluten, penyakit celiac adalah kondisi autoimun ketika tubuh menyerang sistem pencernaan yang ditandai dengan diare, kembung, gas, dan mulas. Penyakit ini juga lebih sering menyerang wanita, ketimbang pria.


7. Depresi

Menurut survei National Center for Health Statistics, wanita dua kali lebih mungkin mengidap depresi daripada pria, dengan perbandingan 10,4 banding 5,5 persen. Diduga hal ini karena wanita memiliki lebih banyak asal biologis untuk depresi daripada pria dengan neurokimia yang lebih mudah berubah.

Perubahan hormon bulanan, kehamilan, serta sebelum dan selama menopause, dapat meningkatkan risiko depresi. Bagaimana wanita berpikir dan memproses emosi, serta menginternalisasi stres, dapat menyebabkan penurunan fungsi otak di area yang bertanggung jawab atas suasana hati. 


8. Gangguan Kecemasan

Wanita dua kali lebih mungkin mengidap gangguan kecemasan dibandingkan pria. Studi menunjukkan bahwa hormon yang berfluktuasi dapat memicu perasaan cemas, terutama tingkat faktor pelepas kortikotropin (CRF) yang rendah, hormon yang mengatur respons stres.


9. Gangguan Makan

Kemungkinan kombinasi faktor biologis dan pengalaman sosial, lebih memengaruhi wanita daripada pria. Karena masyarakat menempatkan tujuan kesempurnaan yang tidak dapat dicapai terkait kecantikan bagi wanita, membuat wanita lebih rentan mengalami gangguan makan dan masalah citra tubuh dibandingkan pria.