Alfri

Alfri

Halim

Wanseptember

Wanseptember
Redaksi
Selasa, 16 Februari 2021, 14:23 WIB
Last Updated 2021-12-21T16:06:47Z
Kesehatan

Vitamin dan Suplemen Bisa Bikin Vaksin Corona Makin Efektif



Beberapa negara, termasuk Indonesia sudah memulai vaksinasi sebagai salah satu upaya untuk menghentikan pandemi COVID-19 yang sudah berlangsung hampir satu tahun. Meski masyarakat belum  semua mendapatkan vaksin, ada baiknya untuk mempersiapkan hal tersebut sejak dini, terutama melakukan beberapa upaya yang diyakini mampu memaksimalkan efek vaksin corona. Sebab, ada satu hal yang bisa membuat vaksin menjadi kurang efektif, yakni kekurangan gizi, terutama pada lansia.


Orang yang lebih tua memiliki respons kekebalan yang lebih lemah dan diketahui kurang merespons dibandingkan orang dewasa yang lebih muda terhadap banyak vaksin. Ini sebagian disebabkan oleh kondisi kesehatan mereka yang sudah lemah dan tidak dapat dengan mudah diperbaiki. Namun, kelemahan ini juga paling sering terjadi karena kekurangan vitamin dan mineral, atau disebut mikronutrien. 



Hubungan Kecukupan Gizi Terhadap Efektivitas Vaksin


Agar sistem kekebalan untuk melawan infeksi atau menghasilkan perlindungan yang baik terhadap penyakit setelah vaksinasi, tubuh memerlukan banyak mikronutrien. Tidak hanya untuk COVID-19, hal ini juga berlaku untuk banyak jenis vaksin. Apalagi lansia adalah kelompok orang yang sangat rentan alami malnutrisi. Oleh karena itu, meningkatkan kadar vitamin dan mineral sebelum mereka divaksinasi dapat menjadi cara untuk meningkatkan efektivitas vaksin COVID-19.



Sebagaimana dicatat oleh European Food Safety Authority, vitamin A, B6, B9, B12, C, dan D serta mineral seng, selenium, besi, dan tembaga semuanya dibutuhkan agar sistem kekebalan berfungsi sebagaimana mestinya. Masing-masing mikronutrien ini, serta vitamin E, telah terbukti memainkan banyak peran dalam mendukung fungsi kekebalan dan mengurangi risiko infeksi. Penelitian juga telah menemukan bahwa memang ada hubungan antara sistem kekebalan yang terganggu dengan kadar vitamin dan mineral yang rendah.



Jika sistem kekebalan tidak diberi bahan bakar dengan benar dan rusak, hal ini dapat menyebabkan respons vaksin yang buruk. Misalnya, tinjauan terhadap sembilan penelitian, bersama-sama melibatkan 2.367 orang, menemukan bahwa individu yang kekurangan vitamin D kurang terlindungi dengan baik terhadap dua jenis flu setelah divaksinasi dibandingkan dengan mereka yang memiliki kadar vitamin D yang memadai.



Sebaliknya, uji coba terkontrol secara acak dari suplemen mikronutrien (seperti vitamin B6, vitamin E, seng, dan selenium) pada orang tua telah terbukti meningkatkan kemampuan sistem kekebalan untuk menanggapi vaksinasi. Selain itu, tampaknya untuk bekerja sebaik mungkin, sistem kekebalan membutuhkan vitamin C, D, dan E bersama dengan seng dan selenium dalam jumlah berlebih yang biasanya dapat dicapai melalui makanan. Apalagi diduga bahwa tingkat selenium yang optimal telah dikaitkan dengan tingkat kesembuhan yang lebih baik untuk para pengidap COVID-19.



Mungkin Sudah Waktunya Konsumsi Suplemen Tambahan


Apakah kamu tahu seberapa besar tingkat kekurangan nutrisi yang kamu alami? Ini adalah jawaban yang mungkin sulit untuk diketahui jawabannya. Namun, dalam tinjauan nutrisi yang mencakup tujuh negara barat, orang di atas 60 tahun ditemukan secara konsisten kekurangan selenium, seng, yodium, dan tembaga. Selain itu, sebagian besar mikronutrien yang biasanya kurang didapatkan seseorang adalah vitamin A, B12, C dan D dan mineral seng, selenium dan tembaga.



Mengingat hal ini, maka setiap mereka yang hendak mendapatkan dosis vaksin corona, maka sebaiknya untuk memenuhi atau memperbaiki asupan makanan selama beberapa minggu sebelum dan setelah menerima vaksin. Selain dengan konsumsi makanan seimbang, kamu juga mungkin perlu mengonsumsi vitamin dan suplemen tambahan yang banyak dijual di pasaran. Pastikan juga untuk meminumnya dengan teratur supaya kondisi tubuh akan tetap prima sebelum dan sesudah mendapatkan vaksin kelak.


Sumber : Benarkah Vitamin dan Suplemen Bisa Buat Vaksin Corona Makin Efektif?