Apakah terasa asing di telinga kalian ketika mendengar kata "Post truth" ? Post truth dalam kamus Oxford termasuk Word of the year pada tahun 2016. Kata ini banyak dipakai orang-orang hingga meningkat 2000 persen. kata favorit yang diinisiasi pada tahun 1995 dan viralnya pada tahun 2016 karena Donald Trump jadi presiden dan Brexit (Britain Exit).
Dalam kamus oxford dijelaskan "post truth describing situations in which objective facts are less influential in shoping public opinions than appeals to emotion and personal belief (adj)" atau menjelaskan suatu situasi/kondisi ketika fakta objektif kurang berpengaruh dalam opini publik lalu menarik keterikatan emosi dan kepercayaan pribadi.
Jika masyarakat diberikan fakta tidak terlalu percaya, mereka lebih percaya hal yang menyangkut emosi atau kepercayaan.
Post truth atau kebohongan, misalnya ketika faktanya sebuah rumah memiliki warna hijau, lalu seseorang yang sangat fanatik dengan gurunya selalu mempercayai apa kata gurunya. Guru itu mengatakan rumah tersebut berwarna hitam. Spontan murid tersebut percaya dan menganggap rumah tersebut berwarna hitam.
Sepasang suami istri yang baru saja berbelanja pakaian, ketika sang suami menanyakan bagaimana penampilannya ketika dia memakai baju berwarna merah muda. Faktanya banyak orang tertawa ketika melihat suami tersebut memakai baju merah mudanya.
Tetapi karena istrinya menjaga perasaan suaminya, ia pun mengatakan baju yang dikenakan suaminya sangat bagus. Artinya, dalam fenomena post truth ini fakta selalu terkubur oleh emosi dan kepercayaan seseorang.
Fenomena paling nyata pada post truth ketika perang dunia ke-2. Dimana Hitler yang terkenal dengan propagandanya melapor kepada parlemen bahwa tentara Polandia menembaki tentara Jerman dan Hitler mengatakan harus balas dendam.
Padahal faktanya Jerman dan Polandia saling tembak menembak dan bahkan yang banyak tewas malah tentara Jerman. Namun fakta dipotong lalu Hitler membangkitkan semangat nasionalisme hingga pecahlah perang.
Saya mempunyai pandangan bahwasanya "teman tidak selalu benar , suatu saat pasti ada salahnya. Begitu juga dengan musuh yang tidak selalu salah, suatu saat pasti ada benarnya." Artinya saya mencoba untuk melihat sebuah objektivitas kebenaran itu bukan karena sebuah keterikatan emosi dengan seseorang. Tetapi berdasarkan fakta yang dilihat dan didengar.
Hoax termasuk bagian dari post truth. Di Indonesia khususnya penyakit ini menjalar ketika tahun kontestasi politik pemilu 2014 dan 2019. Para elit politik selalu memainkan perasaan masyarakat untuk menarik perhatian dan mendapatkan kekuasaan. Masyarakat Indonesia masih banyak yang belum bisa memilah sebuah kebenaran, terutama di era digital sekarang.
Menurut Asosiasi Penyelengara Jasa Internet Indonesia (APJII) untuk periode April 2019 dari total populasi sebanyak 264 juta jiwa penduduk Indonesia, ada sebanyak 171,17 juta jiwa atau sekitar 64,8 persen yang sudah terhubung ke internet. Jumlah ini sangat memungkinkan tersebarnya hoax dengan angka yang besar pula.
Dalam "hoaks Distribution Through Digital Platforms in Indonesia 2018" laporan atas survei yang dilakukan pada 2.032 orang di Indonesia yang dilakukan DailySocial, Facebook menempati urutan teratas sebagai media sosial sumber informasi warga internet Indonesia pada 2018.
Ada 77,76 persen responden yang mengaku memperoleh informasi dari Facebook. Unggul dibandingkan WhatsApp (72,93 persen) dan Instagram (60,24 persen). Baik WhatsApp maupun Instagram juga dimiliki oleh Facebook. Tempat paling populer bagi para responden memperoleh informasi via media sosial secara berurutan yaitu LINE (32,97 persen), Twitter (21,30 persen), dan Telegram (10,09 persen).
Secara menyeluruh, 53,25 persen responden mengaku sering menerima hoaks melalui media sosial. Karena Facebook merupakan media sosial utama dalam memperoleh informasi, platform ini pun didaulat 81,25 persen responden sebagai medium utama sebagai sumber hoax.
Lantas solusinya apa? Ketika kita menerima sebuah berita jangan langsung percaya tentang kebenarannya. Hati-hati juga dengan berita yang memuat judul provokatif. Dan juga menurut dewan pers. Terdapat 43.000 situ yang mengaku portal berita, tidak sampai 300 situs berita yang resmi.
Artinya puluhan ribu situs berita yang masih berkeliaran terus memuat berita yang kebenarannya belum terjamin. Untuk itu kita harus dituntut pandai memilah berita, baik itu isinya, faktanya, gambarnya dan juga gabung di grup anti hoax.
Pengguna internet juga dapat mengadukan konten negatif ke Kementerian Komunikasi dan Informatika dengan melayangkan e-mail ke alamat aduankonten@mail.kominfo.go.id. Masyarakat Indonesia Anti Hoax juga menyediakan laman data.turnbackhoax.id untuk menampung aduan hoax dari netizen. TurnBackHoax sekaligus berfungsi sebagai database berisi referensi berita hoax.
Upaya yang mesti dilakukan adalah bagaimana menciptakan atmosfer positif di dunia digital. Kecerdasan digital harus dimiliki setiap generasi dengan terus berproses meningkatkan literasi digital baik secara mandiri, berkelompok maupun dengan berjejaring. Mengingat literasi digital menjadi suatu keniscayaan dalam melawan fenomena post truth.
Kemampuan untuk mengenali, memahami, menerjemahkan, menciptakan, dan berkomunikasi harus menjadi spirit anak bangsa dewasa ini. Inovasi-inovasi memproduksi informasi positif harus menjadi budaya ketimbang sekedar menjadi konsumen.
(Rahman Hidayat)